SMAR Rambah Biogas, Bidik Pendapatan Baru Rp19,6 Miliar

- SMAR memperluas bisnisnya ke produksi dan penjualan biogas untuk tambahan pendapatan hingga Rp19,6 miliar.
- Ekspansi ini sebagai bagian dari strategi diversifikasi bisnis dan kontribusi terhadap dekarbonisasi dengan fokus pada pengolahan limbah cair kelapa sawit menjadi Bio-CNG.
- Langkah dekarbonisasi ini merupakan antisipasi terhadap potensi kebijakan pajak karbon pada sektor agribisnis.
Jakarta, FORTUNE - PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR), perusahaan di balik merek minyak goreng kenamaan seperti Filma dan Kunci Mas, kini melebarkan sayap bisnisnya. SMAR mulai menggarap produksi dan penjualan biogas, sebuah langkah ekspansi strategis yang diproyeksikan mampu memberikan tambahan pendapatan signifikan hingga Rp19,6 miliar pada tahun pertama operasionalisasi pabrik.
SMAR mengambil langkah ekspansi ke sektor energi terbarukan ini sebagai bagian integral dari strategi diversifikasi bisnis jangka panjang. Selain itu, aksi ini menjadi kontribusi nyata perusahaan dalam mendukung agenda dekarbonisasi dan keberlanjutan lingkungan.
Dalam laporan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (9/5), perusahaan menjelaskan unit bisnis baru ini berfokus pada pemanfaatan limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME). Limbah tersebut akan diolah menjadi biogas terkompresi, yang dikenal sebagai compressed biogas atau Bio-CNG.
“Produksi Bio-CNG akan dimanfaatkan secara internal sebagai energi terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil seperti gas alam dan solar,” demikian manajemen SMAR dalam keterangannya.
Pemanfaatan internal ini diharapkan tidak hanya menekan emisi gas rumah kaca (GRK), tetapi juga menghasilkan efisiensi energi substansial di lingkungan operasionalisasi industri perusahaan.
Berdasarkan studi kelayakan yang telah dilakukan, SMAR memperkirakan proyek biogas ini akan menambah laba bersih sekitar Rp2,4 miliar pada tahun pertama pengoperasian. Dalam proyeksi jangka panjang hingga 2035, pendapatan dan laba bersih dari lini bisnis baru ini diperkirakan dapat tumbuh rata-rata masing-masing 2 persen dan 8 persen per tahun.
Ekspansi ke sektor biogas ini merupakan langkah strategis SMAR dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global. Langkah ini juga menjadi antisipasi terhadap potensi kebijakan pajak karbon pada sektor agribisnis yang mungkin diterapkan ke depan.
“Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk mencapai target net zero emissions pada tahun 2050, serta mendukung target nasional Indonesia pada 2060,” demikian keterangan manajemen.
Potensi Bio-CNG tidak terbatas pada kebutuhan internal. SMAR juga melihat nilai ekonomis menjanjikan untuk memasarkan produk ini secara komersial, baik di pasar domestik maupun internasional. Bahkan, inisiatif dekarbonisasi ini berpotensi membuka aliran pendapatan baru melalui mekanisme perdagangan karbon dan penjualan kredit karbon seiring dengan perkembangan regulasi dan pasar karbon di Indonesia.
Rencana penambahan kegiatan usaha produksi dan penjualan biogas ini akan dimintakan persetujuan resmi dari para pemegang saham. Proses persetujuan diagendakan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan yang rencananya akan diselenggarakan pada 16 Juni 2025.
SMAR dikenal luas sebagai salah satu pemain utama dalam industri kelapa sawit di Tanah Air, dengan portofolio produk meliputi minyak goreng, margarin, CPO, PKO, dan berbagai turunannya.
Masuknya SMAR ke bisnis biogas menandai babak baru dalam transformasi perusahaan menuju operasionalisasi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, sejalan dengan tuntutan global dan nasional.