BUSINESS

Demi Pangkas Biaya, Deloitte Restrukturisasi Bisnis

Unit bisnis utama Deloitte akan dipangkas dari 5 jadi 4.

Demi Pangkas Biaya, Deloitte Restrukturisasi BisnisLogo Deloitte pada gedung. (Flickr/DeloitteToronto2)
19 March 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Salah satu perusahaan firma akuntansi 'Big Four', Deloitte, merombak operasional bisnisnya secara besar-besaran. Langkah itu dilakukan untuk mengurangi biaya di tengah proyeksi perlambatan pasar.

Dalam rencana Restrukturisasi, Deloitte menyebutkan akan memangkas unit bisnis utamanya dari lima menjadi empat lini yakni: audit dan jaminan; teknologi dan transformasi; strategi, risiko, dan transaksi; serta pajak dan hukum.

Adapun, format unit bisnis utama Deloitte yang sebelumnya telah berlaku sejak 2014 "Reorganisasi itu akan mengurangi biaya di seluruh perusahaan," demikian menurut narasumber yang dilaporkan oleh Financial Times, dilansir Selasa (19/3).

Dalam surat elektronik Deloitte kepada mitra, Kepala Eksekutif Global Deloitte, Joe Eucuzoglu mengatakan rencana efisiensi tersebut dilakukan untuk mengurangi kompleksitas perusahaan.

Deloitte juga akan mulai membebaskan lebih banyak mitra bekerja dengan klien daripada mengelola staf secara internal. Saat ini, Deloitte mempekerjakan sekitar 457.000 karyawan secara global.

Setelah restrukturisasi, proses transisi di 150 negara operasional Deloitte akan membutuhkan waktu setahun dan rencananya akan diimplementasikan pada Juni 2025.

Perubahan struktur

Lantas, apakah rencana restrukturisasi itu akan mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)? Deloitte dilaporkan enggan mengomentari hal tersebut.

Namun, salah satu mantan partner Deloitte mengatakan, "Ini bukan tentang level junior. Dampak terbesarnya akan terasa di level mitra. Mitra akan dikeluarkan dari posisi manajemen."

Deloitte membukukan pertumbuhan pendapatan global sebesar 14,9 persen (YoY) menjadi US$64,9 miliar pada 2023. Hal ini  memperkuat posisinya sebagai salah satu firma akuntansi terbesar di antara para Big Four.

Kendati demikian, setelah bertumbuh pesat dalam tahun, Big Four harus bersiap menghadapi tahun yang lebih menantang akibat perlambatan ekonomi di sejumlah pasar utamanya. Inggris misalmnya, di mana pasar konsultasinya diproyeksi melemah untuk pertama kalinya sejak 2020. 

Sebagai bagian dari strategi restrukturisasi, bisnis Konsultan Deloitte akan dipangkas dari empat divisi menjadi tiga divisi.

Pertama, unit audit dan jaminan yang berdiri sendiri. Lalu, unit konsultasi, penasihat keuangan, dan penasihat risiko akan dipisah jadi dua divisi bisnis baru, yakni: strategi, risiko, dan transaksi serta  teknologi dan informasi.

Beberapa staf kabarnya akan dipindahkan ke unit audit dan jaminan yang baru. Itu termasuk para staf yang awalnya bekerja di bidang ESG.

Deloitte juga mempertahankan pajak dan hukum sebagai bisnis yang berdiri sendiri, dengan tujuan tetap menyatukan bisnis audit dan konsultannya.

"Saat beberapa perusahaan lain ingin memisahkan fungsi ini, kami percaya rangkaian kemampuan perpajakan dan hukum kami yang terintegrasi penuh adalah sumber kekuatan dan diferensiasi signifikan dan selaras dengan kebutuhan klien kami," jelas Ucuzoglu.

Related Topics