BUSINESS

Perusahaan Big Four: Sejarah dan Pendapatan Masing-Masing

Perusahaan big four begitu terkenal di dunia akuntansi.

Perusahaan Big Four: Sejarah dan Pendapatan Masing-MasingIlustrasi laporan keuangan. (Pixabay/Tumisu)
13 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan big four atau The Big Four merujuk pada empat raksasa akuntansi di Amerika Serikat (AS) berdasarkan pendapatannya. Perusahaan apa saja yang dimaksud?

Lis perusahaan big four akuntansi terdiri dari Deloitte, Ernst & Young (EY!), PricewaterhouseCoopers (PwC), dan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG). Para pelaku ekonomi tentu tak asing dengan nama-nama tersebut. Sebab, keempatnya mengaudit laporan keuangan dari mayoritas perusahaan Fortune 500, lis berisi perusahaan terbesar di Amerika Serikat (AS) berdasarkan pendapatan.

Meski erat berkaitan dengan bidang akuntansi, layanan mereka tak terbatas pada audit. Sebab, mereka juga menawarkan konsultasi strategi dan manajemen, penilaian, riset pasar, jaminan, pajak, hingga penasihat hukum. Mengikuti perkembangan zaman, mereka juga mulai menjajakan konsultasi transformasi digital.

Yang menarik, ternyata dulu perusahaan big four diawali oleh delapan perusahaan akuntansi raksasa. Tapi, karena aksi merger dan penutupan, jumlahnya pun berkurang.

Sejarah perusahaan big four

Mengutip Investopedia, perusahaan big eight mengerucut jadi empat besar–seperti saat ini–karena konsolidasi industri yang bermula pada 1989. Adapun, delapan perusahaan itu adalah Arthur Andersen, Arthur Young, Coopers & Lybrand, Deloitte Haskin & Sells, Ernst & Whinney, Peat Marwick Mitchell, Price Waterhouse, dan Touche Ross.

Tapi, Arthur Young kemudian bergabung dengan Ernst & Whinney; sedangkan Deloitte Haskin & Sells merger dengan Touche Ross. Setelah itu, PwC pun disatukan dengan Coopers & Lybrand.

Yang tak kalah penting adalah momen keruntuhan Arthur Andersen akibat keterlibatannya dalam skandal Enron. Dus, jumlah raksasa akuntansi pun tinggal empat–hingga sekarang.

Pendapatan perusahaan big four

Portofolio perusahaan big four tak main-main. Klien mereka tak terbatas di antaranya Apple, Exxon Mobil, Amazon, Berkshire Hathaway. Data CFA Institute per 2018 menyatakan, 30 persen perusahaan dari S&P 500 diadit oleh PwC, 31 persen oleh EY, 20 persen oleh Deloitte, dan 19 persen oleh KPMG.

Di luar daftar kliennya, empat raksasa akuntansi itu dikenal dengan program perekrutan dan pelatihan ekstensif bagi para lulusan baru. Pencarian profesional di bidang pajak dan konsultannya melibatkan banyak sektor industri.

Deloitte LLP misalnya, pada 2021 telah memiliki total 345.000 karyawan. Sepanjang 2021 saja, Deloitte mempekerjakan lebih dari 121.000 orang di AS, dengan 126 kantor di 97 kota. Pendapatan tahunannya pun melebihi US$50 miliar untuk pertama kalinya. Itu naik 5,5 persen (YoY). 

Sementara PwC membukukan pendapatan tahunan senilai US$45,1 miliar. Meski terbesar kedua setelah Deloitte, angka itu hanya naik 2 persen (YoY). Untuk perekrutan, PwC berinvestasi US$12 miliar untuk menambah 100.000 pekerjaan baru selama lima tahun ke depan guna memperkuat presensi globalnya.

Adapun EY, mencatatkan pendapatan senilai US$40 miliar atau naik 7,3 persen (YoY). Tapi, pertumbuhan itu stagnan selama tujuh tahun belakangan. Belum lama ini, EY mengucurkan modal US$10 miliar untuk ekspansi perusahaan guna menjangkau lebih banyak  klien. Di penghujung 2021, EY melaporkan punya 312.250 staf.

Terakhir, KPMG punya lebih dari 219.000 karyawan secara global, 35.000 di antaranya tinggal di AS. Perusahaan itu memiliki lebih dari 650 kantor di 147 negara. Pada 2021, pendapatannya mencapai US$32,13 miliar.

Related Topics