Jakarta, FORTUNE – Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) termasuk sebagai pilar perekonomian Indonesia. Keberadaannya perlu terus didukung berbagai pihak. PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) sebagai salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia ikut memberikan sokongan yang dibutuhkan.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Presiden Direktur BCA, Suwignyo Budiman, seperti dikutip Antara, Minggu (25/7). Menurutnya, “sinergi antara bank dan UMKM harus terus ditingkatkan”.
Dalam hemat Suwignyo, bank memiliki tiga peran dalam mendukung para pelaku UMKM, yakni transaksi keuangan, layanan pembiayaan, dan pembinaan.
Layanan transaksi keuangan berkaitan erat dengan digitalisasi dan meliputi transaksi pembayaran, efisiensi kegiatan operasional, akses pasar dan ekonomi digital, promosi produk UMKM, dan lainnya. Karenanya, perbankan perlu terus mengembangkan layanan berbasis teknologi digital demi mendukung transaksi UMKM. “Kebutuhan UMKM yang paling banyak sebenarnya memang transaksi sehingga kami dukung itu,” katanya.
Kemudian, layanan pembiayaan diberikan untuk mendukung pertumbuhan UMKM. Menurut Suwignyo, tidak benar jika ada perbankan yang malas menyalurkan kredit. Sebab, sumber pendapatan utama perbankan salah satunya dari bisnis kredit.
BCA berkomitmen menyalurkan kredit kepada sektor-sektor berkelanjutan dan UMKM, serta melaksanakan berbagai macam program yang mampu menciptakan nilai-nilai sosial. Dari total portofolio kredit, sekitar 23,0% atau Rp136,2 triliun merupakan portofolio kredit keuangan berkelanjutan.
Dukungan terakhir adalah pembinaan yang meliputi edukasi, pendampingan, penyesuaian bisnis atau promosi, serta bantuan langsung. “Bantuan pembinaan terutama untuk kelompok UMKM yang memerlukan dalam meningkatkan kapasitas usaha ini memang sangat diperlukan,” ujarnya.
Terkait pembinaan, pada triwulan II 2021, BCA menyelenggarakan UMKM Fest, yang mempromosikan lebih dari 1.700 merchant UMKM lewat platform online. Program ini berupa pelatihan transaksi online kepada UMKM dan upaya memfasilitasi akses ekspor melalui kolaborasi dengan pemerintah dan asosiasi terkait.
Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM) pada 2018, jumlah pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta atau 99,99% dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menambahkan, sekitar 70 persen dari jumlah ini belum dapat menjangkau layanan kredit perbankan.