FINANCE

5 Provinsi Paling Melek Finansial di Indonesia

Menilik pendorong inklusi keuangan di Indonesia.

5 Provinsi Paling Melek Finansial di IndonesiaIlustrasi uang/Dok. East Ventures
01 November 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Perkembangan fintech kian pesat didorong dengan besarnya jumlah populasi usia produktif dan berpenghasilan besar. Fakta ini diungkap dalam edisi terbaru East Ventures - Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023. Perpaduan antara inovasi keuangan dan edukasi telah mengubah sektor ekonomi dan memberdayakan masyarakat lebih luas. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, dalam laporan EV-DCI 2023 mengatakan ada tiga pendorong utama pertumbuhan fintech, yakni perpaduan antara nilai transaksi, literasi, dan inklusi keuangan.

“Literasi keuangan mengenai fintech dan pinjaman online diperlukan untuk mendorong literasi masyarakat agar masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik dan dapat mencegah terjadinya gagal bayar secara tiba-tiba,” katanya.

Dengan menjamurnya platform fintech untuk berbagai kebutuhan saat ini, laporan EV-DCI 2023 melihat lebih dekat lima provinsi dengan literasi keuangan tertinggi dan upaya pemerintah dalam mendukung perkembangannya.

Riau

Dok. EV

EV-DCI 2023 menunjukkan bahwa daya saing digital Riau berada di peringkat ke-21 di antara 38 provinsi. Namun, provinsi ini menorehkan skor yang luar biasa dengan memiliki indeks literasi keuangan tertinggi yaitu 67,27 persen, menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022.

Riau didukung oleh pilar Infrastruktur yang kuat, dengan lebih banyak desa yang memiliki konektivitas internet yang kuat. Uniknya, pilar Keuangan justru mengalami penurunan. Namun, tingkat literasi keuangan yang mencapai 67,27persen, menjadi lebih tinggi  dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain yang jumlah penduduknya lebih besar. Tingkat literasi Riau  juga jauh lebih tinggi daripada rata-rata nasional yang hanya 49,68 persen.

Untuk meningkatkan literasi keuangan, OJK setempat telah meluncurkan berbagai program edukasi keuangan. Sebagai contoh, mereka berkolaborasi dengan pemerintah mengadakan kegiatan Training of Trainers (ToT) bagi guru-guru ekonomi SMA di Riau yang terpilih dari 100 sekolah pada tahun 2017. Yang terbaru adalah meluncurkan program Literasi dan Edukasi Keuangan untuk Perempuan Aisyiyah di Riau. Program ini melibatkan lebih dari 150 peserta dan diikuti dengan penandatangan komitmen bersama untuk meluncurkan Literasi dan Edukasi Pasar Modal kepada 1.000 perempuan Riau.

Nusa Tenggara Barat

Hanya satu peringkat di bawah Riau, daya saing digital Nusa Tenggara Barat berada di posisi ke-22 tahun ini, dengan indeks literasi keuangan sebesar 65,45 persen. Laporan EV-DCI 2023 menunjukkan bahwa pilar Keuangan meningkat, begitu pula dengan adopsi e-wallet.

Kepala OJK cabang Nusa Tenggara Barat juga mengungkapkan bahwa peningkatan tersebut sangat dipengaruhi oleh gencarna sosialisasi dan edukasi yang dilakukan kepada seluruh pemangku kepentingan di tengah pembatasan Covid-19.

Edukasi masyarakat secara online dan offline juga dilakukan dengan mengikuti protokol Covud-19. Lembaga keuangan, baik bank maupun non-bank, menjadi lebih mudah diakses. Layanan mereka tidak lagi terpusat di kota, tetapi sudah menjangkau kecamatan dan desa.

Related Topics