FINANCE

IMF Siap Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global

Langkah tersebut diambil menanggapi keberadaan Omicron.

IMF Siap Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi GlobalShutterstock/Bumble Dee
by
06 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Dana Moneter Internasional (IMF) kemungkinan akan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Langkah itu diambil menyusul merebaknya varian baru COVID-19 yang dikenal sebagai Omicron. Padahal lembaga itu pada Oktober meramalkan perekonomian dunia akan tumbuh 5,9 persen tahun ini, dan 4,9 persen pada 2022.

Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, mengatakan varian Omicron menebalkan ketidakpastian. Sebab, informasi tentangnya masih terlalu sedikit. Para peneliti mengatakan virus itu bisa saja mengambil materi genetik dari virus lain, yang mungkin saja menyebabkan flu biasa. Atau, mutasi dapat membuat Omicron lebih mudah mengelak dari sistem kekebalan tubuh.

Menurut Georgieva seperti dikutip dari Reuters, Senin (6/12), tingginya inflasi di Amerika Serikat saat ini harus ditangani pengambil kebijakan menyusul ketidakmerataan kenaikan harga di dunia. Dengan begitu, tiap wilayah dapat menyesuaikan kebijakan secara mandiri dengan melihat kondisi yang ada.

Waktunya menaikkan suku bunga

Georgieva mengatakan kekuatan ekonomi AS memiliki efek positif ke seluruh dunia. Bahkan, jika bank sentral AS kelak mengurangi kebijakannya di masa mendatang, seperti yang sudah diperkirakan sebagian besar ekonom. “Kami percaya bahwa jalan menuju kenaikan suku bunga kebijakan dapat berjalan lebih cepat (sembari menunjuk 2022 sebagai target)," katanya.

IMF dorong restrukturisasi utang bagi negara berkembang

Georgieva menyerukan restrukturisasi utang lebih agresif bagi negara berkembang agar tidak menjadi hambatan dalam jangka panjang. Sekitar 60 persen negara termiskin dunia saat ini berisiko tinggi mengalammi kesulitan keuangan. “Kenyataannya adalah 2022 akan menjadi tahun yang sangat mendesak dalam urusan utang,” ujarnya.

Kelompok G20 pada Mei 2020 telah memulai inisiatif penangguhan pembayaran utang (DSSI) negara-negara termiskin dunia untuk mengatasi pandemi. Georgieva berharap inisiatif seperti ini dapat dilakukan kelompok negara-negara lainnya.

Saat ini baru tiga negara yang mengajukan penangguhan ini yakni Ethiopia, Zambia, dan Chad. Oleh sebab itu Georgieva meminta negara lain yang mengalami kesulitan mengambil opsi ini. “Pesan saya, jangan menunggu sampai terlambat. Akan lebih mahal untuk (negara) Anda,” katanya.
 

Related Topics