Ekonomi RI Diproyeksikan Tumbuh 5,2% di 2026, Ini Indikatornya

- Ekonomi RI diproyeksikan tumbuh 5,2% di 2026
- Konsumsi rumah tangga, pemulihan investasi, dan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
- Kebijakan pemerintah dan otoritas moneter yang sinergis mendorong pemulihan konsumsi masyarakat serta memberikan multiplier effect ke berbagai sektor.
Jakarta, FORTUNE – Tim ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) memproyeksikan ekonomi Indonesia berpeluang tumbuh 5,2 persen pada 2026. Ekonomi ini didorong oleh konsumsi rumah tangga, pemulihan investasi, serta kebijakan fiskal yang lebih ekspansif.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro dalam Macro Economic Outlook 4Q2025, Senin (3/12) menjelaskan, sejumlah data awal telah mengindikasikan perbaikan ekonomi yang konsisten. Tercermin dari Purchasing Manufacturing Index (PMI) meningkat ke 53,3, sementara indeks keyakinan konsumen mencapai titik tertinggi dalam lima bulan terakhir di 2025.
“Perbaikan ini menandakan pulihnya persepsi masyarakat terhadap prospek ekonomi, sekaligus membuka ruang akselerasi pada 2026,” ujar Andry di Jakarta, Rabu (3/12).
Kebijakan Pemerintah dorong pemulihan konsumsi masyarakat

Menurut Tim Ekonom Bank Mandiri, ketahanan Indonesia juga tidak terlepas dari efektivitas kebijakan pemerintah dan otoritas moneter yang berjalan secara sinergis. Kebijakan moneter dan fiskal yang ekspansif serta serangkaian stimulus ekonomi berkontribusi mendorong pemulihan konsumsi masyarakat.
“Program strategis pemerintah juga diproyeksikan memberikan multiplier effect ke berbagai sektor, khususnya manufaktur, industri pengolahan, dan sektor padat karya,” kata Andry.
Meski tekanan eksternal mendorong outflow portofolio dan depresiasi nilai tukar, respons pemerintah dan Bank Indonesia dinilai tetap efektif menjaga keseimbangan pasar keuangan. Kenaikan belanja pemerintah, stabilnya pasar obligasi, serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menyentuh level all time high menunjukkan bahwa kepercayaan investor domestik masih kuat.
Dari sisi intermediasi, Andry memandang sektor perbankan berada dalam kondisi yang mendukung. Hal ini dapat terlihat pada, penyaluran kredit Bank Mandiri hingga kuartal III 2025 yang mampu tumbuh 11 persen secara year on year (YoY). Dominasi Current Account and Saving Account (CASA) alias dana murah pun turut menjaga efisiensi biaya dana perbankan.


















