Jakarta, FORTUNE - Pemerintah telah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Solar subsidi pada Sabtu (3/9). Harga Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian harga Solar subsidi juga naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Kenaikan harga tersebut tentu berdampak ke sejumlah bisnis termasuk perbankan.
Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan, kenaikan BBM tersebut dikhawatirkan memperlambat penyaluran kredit hingga berdampak terhadap pembengkakan kredit macet atau Non Performing Loan (NPL).
"Dengan melihat risiko yang ada di lapangan, ya permintaan dunia usaha terdampak. Industri manufaktur juga terdampak maka perbankan akan sangat berhati-hati menyalurkan pinjaman kreditnya," kata Bhima ketika dihubungi Fortune Indonesia di Jakarta, Senin (5/9).