Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Didominasi Bank, Nilai Utang Paylater Capai Rp30,18 Triliun

cara lunasi utang paylater
ilustrasi melunasi utang paylater (pexels/shvets production)
Intinya sih...
  • Masyarakat Indonesia memanfaatkan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) baik dari perbankan maupun multifinance dengan total utang mencapai Rp30,18 triliun.
  • Utang paylater di bank mencapai Rp21,98 triliun dan di multifinance mencapai Rp8,20 triliun. Jumlah rekening bank yang menggunakan paylater mencapai 23,66 juta di Februari 2025.
  • Pembiayaan BNPL oleh multifinance pada Februari 2025 meningkat sebesar 59,1 persen (yoy), namun pembiayaan macet dari produk paylater multi finance masih terjaga atau turun tipis menjadi sebesar 3,68 persen.

Jakarta,FORTUNE - Di tengah tekanan ekonomi global dan dalam negeri, masyarakat masih aktif mengandalkan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater baik dari produk perbankan maupun multifinance.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga Februari 2025 nilai paylater masyarakat Indonesia mencapai Rp30,18 triliun. Nilai itu terdiri dari utang paylater di bank mencapai Rp21,98 triliun dan di multifinance mencapai Rp8,20 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae menyebut, untuk jumlah rekening bank yang menggunakan paylater mencapai 23,66 juta di Februari 2025 atau naik bila dibandingkan dengan Januari 2025 yang mencapai 24,44 juta.

“Untuk porsi kredit paylater perbankan tercatat 0,25 persen, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan. Per Februari 2025, baki debet kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK, tumbuh 36,60 persen (yoy),” jelas Dian di Jakarta, Jumat (11/4).

 

Paylater di multifinance naik 59%

Ilustrasi Kartu Kredit Vs Paylater/Fortune Indonesia-Achmad Bedoel

Sementara itu, masih berdasarkan SLIK, pembiayaan BNPL oleh Perusahaan Pembiayaan atau multifinance pada Februari 2025 meningkat sebesar 59,1 persen (yoy). Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Januari 2025 yang mencapai 41,9 persen (yoy).

Meski demikian, OJK mencatat pembiayaan macet atau NPF gross dari produk paylater multi finance masih terjaga atau turun tipis menjadi sebesar 3,68 persen bila dibandingkan dengan Januari 2025 sebesar 3,37 persen.

Di sisi lain, untuk piutang pembiayaan multifinance secara keseluruhan juga masih tumbuh sebesar 5,92 persen (yoy) pada Februari 2025 menjadi Rp507,02 triliun. OJK menyebut pembiayaan itu didukung oleh investasi yang tumbuh sebesar 12,98 persen (yoy).  

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us