Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Pengguna QRIS Salip Kartu Kredit, Airlangga: Operator Asing Jengah

a3d2f1fb-ffd0-440d-bb03-804589705673 (1).jpeg
Melalui pembaruan fitur pembayaran QRIS di aplikasi BRImo, Kartu Kredit BRI kini dapat dijadikan sumber dana utama sekaligus melengkapi opsi pembayaran digital yang sudah ada sebelumnya. (Dok. BRI)
Intinya sih...
  • Pengguna QRIS di Indonesia telah melampaui pengguna kartu kredit, mencapai 56 juta pengguna.
  • Transaksi QRIS tumbuh 145,07 persen (YoY) di Agustus 2025, dengan penggunaan QRIS juga meluas ke sembilan negara.
  • Indonesia menjalankan kerja sama Local Currency Transaction (LCT) dengan beberapa negara untuk memperkuat ekonomi digital dan nilai tukar rupiah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan, pesatnya pertumbuhan pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) membuat resah operator switching asing. Bahkan, saat ini jumlah dari pengguna QRIS di Indonesia telah melampaui jumlah pengguna kartu kredit.

“QRIS rupanya menyalip penggunaan credit card. Makanya, berbagai operator (asing) mulai jengah melihat bagaimana kita bisa bergerak cepat. Jumlah pengguna QRIS sudah mencapai 56 juta. Jadi, kita mempunyai resiliensi,” ujar Airlangga di pada acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta, Kamis (16/10).

Dilansir dari data Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), jumlah pengguna kartu kredit hingga kuartal II-2025 hanya mencapai 18,80 juta dengan transaksi Rp111 triliun atau hanya tumbuh 3,4 persen (YoY). 

Sedangkan transaksi QRIS mampu tumbuh 145,07 persen (yoy) di Agustus 2025. Apalagi, saat ini QRIS juga bisa digunakan di sembilan negara mencakup Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, Laos, Brunei Darussalam, Jepang, dan Korea Selatan.

Seperti diketahui sebelumnya, pemerintah AS memang sempat khawatir dengan infrastruktur sistem pembayaran Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) dan QRIS. Sistem ini dianggap menghambat transaksi digital dari perusahaan asal AS. Hal tersebut tercantum dalam National Trade Estimate (NTE) Report on Foreign Trade Barriers 2025. 

Nilai ekonomi digital RI diprediksi tembus US$150 miliar

QRIS Gas1.jpg
Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maisya Feriani Arsya (18) (kiri) memindai kode batang Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk pembayaran pembelian tabung gas elpiji 3 kilogram (kg) di pangkalan di kawasan Pekunden, Semarang, Rabu (8/10/2025). (IDN Times/Dhana Kencana)

Di sisi lain, pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) juga menggencarkan penggunaan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) dengan berbagai negara. Airlangga menyebut upaya ini untuk memperkuat ekonomi, nilai tukar rupiah hingga ekonomi digital Indonesia.

“Jadi kita mempunyai resilience, jadi jangan khawatir di bidang digital itu kita kalah, kita di digital ini sangat menguasai. Bahkan ekonomi digital kita US$150 miliar dan ekonomi digital tidak takut terhadap tarif-tarifan,” pungkasnya.

Saat ini, Indonesia telah menjalankan kerja sama LCT dengan Malaysia, Thailand, Jepang, China, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk memfasilitasi transaksi mata uang lokal. Dengan pencapaian tersebut, Airlangga berharap dapat semakin mendorong ekonomi Indonesia dan tak perlu takut terhadap ancaman tarif dagang dari pihak asing.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us

Latest in Finance

See More

HSBC: Penggunaan AI Bisa Jadi Pendeteksi Fraud di Industri Keuangan

16 Okt 2025, 20:18 WIBFinance