Industri Otomotif Mulai Pulih, Laba Adira Finance tumbuh 18,2%
Pembiayaan baru Adira Finance tumbuh 39%.
11 February 2022
Jakarta,FORTUNE – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) berhasil membukukan laba bersih (NPAT) senilai Rp1,2 triliun di sepanjang tahun 2021. Pencapaian tersebut tumbuh 18,2 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan raihan tahun 2020 di Rp1,02 triliun.
Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan, raihan laba tersebut didukung oleh pemulihan industri otomotif nasional seiring dengan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Pemerintah pada tahun 2021. “Seiring dengan mulai pulihnya aktivitas ekonomi domestik, iklim dunia usaha pun ikut berangsur pulih, terutama setelah adanya relaksasi kebijakan,” kata Hafid melalui konfrensi video saat paparan Kinerja Adira Finance di Jakarta, Jumat (11/2).
Pembiayaan baru Adira Finance tumbuh 39%
Sejalan dengan pertumbuhan penjualan industri otomotif di tahun 2021, Adira Finance mencatatkan pembiayaan baru senilai Rp25,9 triliun atau naik 39 persen (yoy).
Hafid menyebut, seluruh segmen mengalami kenaikan terutama pada segmen mobil baru, mobil bekas dan sepeda motor baru. Sementara itu, Piutang pembiayaan yang dikelola Adira Finance tercatat masih menurun sebesar 8 persen (yoy) bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi Rp 40,4 triliun di 2021.
“Penurunan pada piutang yang dikelola Sebagian disebabkan rundown portfolio yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pembiayaan baru karena penjualan belum kembali ke tingkat pre-Covid,” kata Hadeli.
Restrukturisasi pembiayaan Adira Finance capai Rp19 triliun
Di tahun 2021, Adira Finance juga masih memberikan restrukturisasi kepada nasabah yang terdampak pandemi Covid-19. Per posisi Desember 2021, jumlah kumulatif nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak Rp19 trilliun, sementara akun yang masih dalam periode penundaan pembayaran angsuran hanya sebesar Rp 34 miliar.
Meski demikian, Adira Finance masih bisa mempertahankan rasio gross NPL konsolidasi yang tercatat sebesar 2,3 persen. Hal tersebut menurut Hadeli didukung oleh membaiknya aktivitas ekonomi yang memengaruhi kapasitas pembayaran konsumen.
Pendapatan bunga bersih Adira Finance masih terkontraksi 7%
Dari sisi keuangan, Adira Finance mencatatkan pendapatan bunga sebesar Rp 8,8 triliun, nilai tersebut terkontraksi 15 persen (yoy), terutama karena penurunan piutang pembiayaan. Sementara itu, beban bunga juga turun sebesar 26 persen (yoy) menjadi Rp3,2 triliun sejalan dengan adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya bunga.
Hasilnya, pendapatan bunga bersih tercatat hanya sebesar Rp 5,6 triliun atau turun 7 persen apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk margin bunga bersih Adira Finance masih meningkat menjadi 13,5 persen.
Hasilnya, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Adira Finance masing-masing meningkat menjadi sebesar 4,7 persen dan 14,7 persen dari sebelumnya sebesar 3,1 persen dan 13,3 persen di tahun 2020.