FINANCE

4 Temuan Suisse Secrets, Pembongkar Skandal Credit Suisse

Ada 18 ribu lebih data rekening nasabah yang dibocorkan

4 Temuan Suisse Secrets, Pembongkar Skandal Credit SuisseIlustrasi pinjaman uang. (Pixnio)
21 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Jagat keuangan internasional dihebohkan dengan skandal yang menimpa Credit Suisse. Pemberi kredit kedua terbesar di Swiss ini dikabarkan melayani puluhan penjahat, pejabat intelijen, diktator, dan klien bermasalah lain yang memiliki kekayaan luar biasa, yang pada ujungnya berisiko merugikan negara asal para nasabahnya tersebut.

Akun yang diidentifikasi bermasalah tersebut mempunya aset lebih dari US$8 miliar. Pemiliknya beragam, dari politisi korup, penjahat, mata-mata, diktator, hingga Raja Yordania yang mengendapkan uang senilai US$223 juta ketika negaranya justru menerima miliaran dolar dana bantuan asing.

Rekam jejak merah mereka bisa ditelusuri di mesin pencarian Google. Namun, akun mereka di Credit Suisse masih berfungsi normal bertahun-tahun. Padahal, selama dua dekade, bank raksasa itu telah berkomitmen akan menindak dana yang bersifat ilegal.

Mereka berasal dari berbagai negara dan memiliki cara masing-masing untuk memperkaya diri sendiri. Kesamaannya satu: para tokoh bermasalah itu menyimpan uang di Credit Suisse. Sebab, Swiss terkenal karena undang-undang kerahasiaan perbankannya.

Temuan itu terungkap dalam laporan Suisse Secrets. Apakah itu? berikut ulasannya.

Laporan Investigasi Suisse Secrets

Mengutip laman OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project), Suisse Secrets merupakan laporan investigasi jurnalistik internasional oleh lebih dari 163 jurnalis dari 38 media di 39 negara atas kebocan data Credit Suisse. Selama berbulan-bulan, mereka menganalisis informasi rekening bank yang dibocorkan dari Credit Suisse.

Kelompok itu berhasil mengidentifikasi lebih dari 18 ribu rekening milik nasabah asing Credit Suisse, dimana terdapat lebih dari US$100 miliar tersimpan dalam akun tersebut. Credit Suisse terkenal andal menjaga hubungan dengan sejumlah nasabahnya selama bertahun-tahun. 

Proyek Suisse Secrets atau Rahasia Suisse bertujuan menyelidiki para pemegang rekening. Sebab, eksploitasi kerahasiaan terhadap lembaga keuangan itu  memungkinkan tindakan pencurian dan korupsi. Sehingga para anggota Suisse Secrets ingin akuntabilitas di sektor tersebut ditingkatkan.

Sumber data Suisse Secrets

Sebagai catatan, data Suisse Secrets diperoleh oleh surat kabar Jerman: Süddeutsche Zeitung yang kemudian dikoordinasikan dengan OCCRP. Para media yang menjadi mitranya tersebar di sejumlah negara, seperti: Kenya, Tunisia, Venezuela, Bosnia dan Herzegovina, India, Mali, Equatorial Guinea, Nigeria, Portugal, Pakistan, Brasil, Prancis, Amerika Serikat, Thailand, Austria, Ukraina, Swedia, Argentina, Italia, dan masih banyak lagi.

Surat kabar Jerman ini memperoleh informasi dari sumber anonim lebih dari setahun lalu. Meski tak ada yang mengetahui identitas asli narasumber yang telah mengungkap pernyataan terkait undang-undang kerahasiaan perbankan Swiss yang tidak bermoral.

“Dalih melindungi privasi finansial hanyalah upaya untuk menutupi peran memalukan Bank Swiss sebagai kolaborator penghindar pajak. Itu memungkinkan terjadinya korupsi dan mengakibatkan negara-negara berkembang yang membutuhkan pendapatan pajak mengalami kelaparan,” jelasnya.

Secara terperinci, sumber anonim itu juga mengatakan hal berikut:

Saya ingin menekankan fakta, tanggung jawab atas kondisi ini tak terletak pada Bank Swiss, tetapi pada sistem hukum Swiss. Bank hanya menjadi kapitalis yang baik dengan mamaksimalkan keuntungan dalam kerangka hukum tempat mereka beroperasi.

Sederhananya, legislator Swiss bertanggung jawab membuka kemungkinan kejahatan keuangan dan berdasarkan demokrasi langsung, masyarakat Swiss mempunyai kapasitas untuk mengambil tindakan tentang hal itu.

Saya sadar, memiliki rekening Bank Swiss di luar negeri tak selalu berarti penghindaran pajak atau melakukan kejahatan keuangan lain. Saya yakin beberapa akun memiliki alasan legal (untuk membuka rekening) atau mereka sudah memenuhi kewajiban kepada otoritas pajak sesuai undang-undang yang relevan. Namun, kemungkinan besar mayoritas akun itu dibuat dengan tujuan menyembunyikan kekayaan pemegangnya.

Related Topics