Bayan Resources Bubarkan Anak Usaha yang Beroperasi di Australia

- PT Bayan Resources Tbk membubarkan anak usahanya di Australia, Kangaroo Minerals Pty, karena sudah tidak lagi aktif.
- Berbarengan dengan pembubaran tersebut, kinerja keuangan BYAN menurun sepanjang 2024 dibanding tahun sebelumnya.
- Pada tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan tumbuh menjadi sekitar US$4,1 hingga US$4,4 miliar dengan volume penjualan mencapai 70-72 juta ton.
Jakarta, FORTUNE - PT Bayan Resources Tbk (BYAN), membubarkan anak usahanya yang beroperasi di Australia, Kangaroo Minerals Pty. Hal ini dilakukan karena anak usaha tersebut sudah tidak lagi menjalankan kegiatan usahanya.
Direktur Bayan Resources, Jenny Quantero mengatakan, pada 19 Maret 2025 perseroan menerima pemberitahuan dari sekretaris perusahaan di Australia, bahwa Kangaroo Minerals Pty telah resmi dibubarkan dan dihapus dari daftar perusahaan di Australia.
Kangaroo Minerals merupakan perusahaan berbadan hukum Australia yang bergerak di bidang investasi yang sahamnya 100 persen dimiliki oleh Kangaroo Resources Pte Ltd, anak usaha perseroan yang juga berbadan hukum di Australia.
"Pembubaran dan penghapusan badan hukum tersebut dilakukan mengingat Kangaroo Minerals Pty Ltd sudah tidak lagi aktif menjalankan kegiatan usaha di bidang investasi," kata Jenny dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI),Rabu (19/3).
Menurutnya, tidak ada dampak material terhadap kegiatan operasional, kondisi keuangan maupun kelangsungan usaha perseroan imbas pembubaran anak usaha tersebut.
Kinerja keuangan
Sepanjang 2024, BYAN membukukan pendapatan sebesar US$3,44 miliar, rendah dibanding 2023 sebesar US$3,58 miliar. Penurunan ini sebagian disebabkan oleh rendahnya rata-rata harga jual batu bara menjadi US$61,3 per metrik ton (MT) dari yang sebelumnya US$75,8 per MT. Sementara volume penjualan batu bara BYAN naik menjadi 56,2 ton dari sebelumnya 47,2 ton.
Sejalan dengan turunnya pendapatan,profitabilitas perusahaan juga tertekan. BYAN mencatat EBITDA 2024 sebesar US$1,35 miliar lebih rendah dari tahun sebelumnya dengan laba bersih US$943 juta, turun dari tahun sebelumnya sebesar US$1,27 miliar. Begitupun margin EBITDA perseroan yang hanya 39,3 persen, yang lebih rendah dibanding 2023 sebesar 48 persen serta margin laba bersih mencapai 27,4 persen dari sebelumnya 35,7 persen.
Pada tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan bisa tumbuh menjadi sekitar US$4,1 hingga US$4,4 miliar dengan volume penjualan mencapai 70-72 juta ton. Adapun, rata-rata harga jual batu bara BYAN memperkirakan berada di kisaran US$58 hingga US$60per metrik ton.