Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BEI Tunda Lagi Penerapan Short Selling, Kali Ini Sampai 17 Maret 2026

Ilustrasi seorang investor saham melakukan short selling (pexels.com/@artempodrez)
Ilustrasi seorang investor saham melakukan short selling (pexels.com/@artempodrez)

Jakarta, FORTUNE - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menunda implementasi pembiayaan transaksi short selling. Kali ini, penundaan berlaku hingga 17 Maret 2026.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa (AB) BEI, Irvan Susandy, mengatakan BEI tidak akan menerbitkan daftar efek short selling hingga waktu yang sama, sejalan dengan ditundanya penerapan fasilitas pembiayaan dan pelaksanaan transaksi short selling.

"Penundaan implementasi tersebut mulai berlaku sejak 29 September 2025," kata Irvan dalam pengumuman BEI, dikutip Kamis (25/9).

Keputusan bursa itu merupakan tindak lanjut dari pengumuman sebelumnya pada 24 April 2025, terkait keputusan bursa mengundur waktu penerapan short selling yang pertama.

Sebelumnya, BEI merencanakan penerapan mekanisme short selling berlaku pada September 2025, diawali dengan intraday short selling (IDSS). Pemberlakuannya akan ditujukan untuk investor ritel lebih dulu pada tahap awal. Setelah itu, bursa dan OJK akan melakukan evaluasi, sebelum memutuskan perluasan implementasi bagi investor institusi.

Awalnya, rencana bagi investor institusi itu akan berlaku medio 2026.

Akan tetapi, dinamika sosial politik yang terjadi belakangan membuat regulator mengkaji kembali rencana tersebut. Itu berkaitan dengan meningkatnya volatilitas pasar. Alhasil, jika volatilitas pasar masih berlanjut lagi, kata Irvan, penerapan mekanisme short selling bisa ditunda.

Sampai dengan Agustus 2025, terdapat dua anggota bursa yang telah memiliki izin melakukan transaksi short selling.

Dalam kesempatan berbeda, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Henderik, mengatakan studi internal BEI terhadap bursa-bursa negara lain yang mengimplementasikan short selling menunjukkan, kehadiran mekanime tersebut dapat menambah likuiditas pasar hingga 17 persen.

"Dengan begitu, maka investor bisa mengoptimalkan keuntungannya, baik saat pasar bullish maupun bearish, itu yang kami harapkan," ujar Jeffrey, Jumat (29/8).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us

Latest in Market

See More

BEI Tunda Lagi Penerapan Short Selling, Kali Ini Sampai 17 Maret 2026

25 Sep 2025, 20:54 WIBMarket