Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bumi Resources Minerals (BRMS) Kaji Opsi Strategi Akselerasi Pembagian Dividen

06.JPG
Direktur PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Herwin Hidayat. (Dok. Mirae Asset)

Jakarta, FORTUNE - Emiten anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), tengah mengkaji strategi untuk segera bisa mendistribusikan dividen ke pemegang saham.

Direktur BRMS, Herwin Hidayat mengatakan para pemegang saham telah mewanti-wanti aagar perseroan bisa segera membagikan dividen, seperti Grup Salim. "Tapi kan semua, termasuk investor minoritas, juga mau [kami] membagi dividen," katanya saat ditemui di Pacific Century Place, Jakarta, Kamis (12/6).

Namun, ia menambahkan, perseroan belum boleh membagikan dividen karena saldo laba bersih masih negatif. Saldo laba bersih mengacu pada sisa keuntungan bersih yang tak perseroan bagikan sebagai dividen, teapi disimpan untuk penggunaan di masa depan.

Berdasarkan Undang-Undang PT No. 40 Tahun 2007, jika laba bersih perseroan dalam tahun buku berjalan belum menutup akumulasi kerugian perseroan dari tahun buku sebelumnya, mereka tak dapat mendistribusikan dividen karena saldo laba bersihnya negatif. Per 31 Maret 2025, defisit ekuitas BRMS masih berjumlah US$745,98 juta.

Jika tidak dipercepat, BRMS diproyeksi membukukan pertumbuhan laba bersih pada 2028. "Jadi, baru hapus defisit 5 sampai dengan 6 tahun ke depan. Itu secara natural," kata Herwin.

Untuk mengakselerasi agar dapat membalikkan kondisi tersebut menjadi surplus, BRMS sedang mengkaji sejumlah opsi. Salah satunya, kuasi reorganisasi. Dalam waktu dekat, perseroan berencana mengumumkan hasil kajiannya.

Sebagai konteks, agar dapat merealisasikan opsi hasil kajian, BRMS membutuhkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia. "Biasanya, jika defisit tidak terlalu dalam tidak diizinkan karena diminta secara natural saja," ujarnya.

BRMS sendiri menargetkan produksi emas sekitar 70.000 hingga 75.000 troy ons pada 2025. Angka itu secara bertahap akan meningkat. Pada 2026, produksi emas BRMS diprediksi naik menjadi sekitar 80.000 troy ons. Kemudian diproyeksi meningkat menjadi sekitar 90.000 troy ons pada 2027 seiring dengan estimasi operasional penambangan bawah tanah perseroan di Palu.

"Kami memproyeksikan produksi emas hingga 150.000 troy ons pada 2028, dua kali lipat dari target kami tahun ini," kata Herwin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us