MARKET

Ditopang Bisnis Jasa Angkut Batu Bara, RMKE Raup Pendapatan Rp1,3 T

Pendapatan jasa angkut batu bara RMKE naik 99,7%.

Ditopang Bisnis Jasa Angkut Batu Bara, RMKE Raup Pendapatan Rp1,3 Tdok. RMK Energy (RMKE)
03 August 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten logistik batu bara, PT RMK Energy Tbk (RMKE) membukukan pendapatan sebesar Rp1,3 triliun pada kuartal I 2023, tumbuh 19,7 persen secara tahunan (year on year /YoY). Pertumbuhan pendapatan itu sebagian ditopang oleh kenaikan segmen jasa angkut batu bara yang tumbuh 99,7 persen. 

Seiring dengan naiknya pendapatan usaha, Perseroan juga membukukan laba kotor sebesar Rp289,9 miliar, naik 28,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan margin laba segmen jasa yang kian tebal mendongkrak kinerja keuangan Perseroan sehingga akhirnya mampu membukukan laba bersih konsolidasian sebesar Rp199,2 miliar atau meningkat sebesar 28,8 persen (YoY) pada semester pertama 2023.

Pertumbuhan segmen jasa ini ditopang oleh kenaikan volume bongkaran kereta dan muatan tongkang yang tumbuh signifikan masing-masing sebesar 23,0 persen (YoY) dan 35 persen. Jumlah bongkaran kereta dan muatan tongkang RMKE hingga Juni 2023 masing-masing mencapai 6,3 juta metrik ton (MT) dan 4,3 juta MT.

Sementara itu, dari segmen penjualan batubara pendaparan RMKE cenderung flat di tengah normalisasi harga batubara yang terkoreksi sebesar 16,1 persen YoY hingga Juni 2023, namun kinerja segmen ini masih ditopang oleh pertumbuhan volume penjualan batubara sebesar 11,9 persen YoY menjadi 1,1 juta MT.

Pertumbuhan volume penjualan batubara ini sebagian besar berasal dari pertumbuhan produksi tambang in-house, PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) yang memproduksi 671,8 ribu MT batubara, atau meningkat sebesar 45,7 persen (YoY) dan berkontribusi 60 persen terhadap total volume penjualan batubara. Selain didukung oleh pertumbuhan volume batubara, perseroan juga mengoptimalkan biaya operasional dengan beban pokok pendapatan penjualan batubara yang turun 43,1 persen YoY pada kuartal kedua tahun ini.

Direktur Keuangan Perseroan, Vincent Saputra, mengatakan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa logistik batubara terintegrasi, kontribusi laba yang berasal dari segmen jasa dan segmen batubara masing-masing sebesar 59,3 persen dan 40,7 persen.

"Kami yakin tren ini akan terus berlanjut dengan kontribusi laba yang lebih besar dari segmen jasa batubara seperti kinerja Perseroan pada masa sebelum pandemi,"kata Vincent di Jakarta, (3/8).

Meskipun di tengah kondisi cuaca yang kurang mendukung dan normalisasi harga batubara, Perseroan masih mampu mencetak pertumbuhan kinerja operasional dan keuangan. Secara rata-rata, total capaian kinerja paruh pertama tahun ini mencakup 41,4 persen target tahun 2023. 

"Kami melihat prospek yang jauh lebih baik di semester kedua tahun ini dengan cuaca yang lebih mendukung (fenomena el nino), musim dingin pada akhir tahun serta harga batubara yang cenderung stabil," katanya. 

Pembangunan hauling road

Pembangunan proyek hauling road yang dibangun untuk menghubungkan stasiun loading milik RMKE  ke tambang PT Bukit Asam Tbk (PTBA), saat ini telah mendekati tahap akhir.

Chief Operationg Officer RMKE, William Saputra, mengatakan progress pembangunan hauling road menuju PTBA sepanjang 34 kilo meter (KM), hingga saat ini sudah dirampungkan 29 km.

"Sisanya masih 5 KM yang coba kami selesaikan karena medannya cukup ekstrem dan kami terganggu cuaca," katanya dalam paparan virtual, Kamis (3/8).

Proyek tersebut ditargetkan selesai tahun ini sehingga dapat meningkatkan volume angkutan batubara dari tambang-tambang pihak ketiga. Dengan selesainya proyek hauling road ini, Perseroan dapat bersinergi bersama Perusahaan afiliasinya RMKO-yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia- dapat memberikan layanan logistik batubara yang terintegrasi dari hulu-hilir.

"Perseroan juga akan mengoptimalkan produksi batubara dari tambang in-house untuk meningkatkan volume penjualan batubara yang sempat terdampak cuaca pada semester I tahun ini," kata Vincent. 

Perseroan optimis untuk dapat mempertahankan kinerja keuangan yang berkelanjutan dengan volume permintaan batubara yang masih terus meningkat serta optimalisasi biaya operasional untuk memitigasi dampak negatif normalisasi harga saat ini.

Related Topics