Insiatif PTBA Tekan Emisi Lewat Alat Berat Listrik

- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menerapkan eco mechanized mining dengan menggunakan alat berat listrik di tambang.
- Implementasi ini berhasil menghemat energi hingga 200 juta kWh dan menekan emisi gas rumah kaca hingga 93.428 ton CO2 ekuivalen selama periode 2017-2023.
- Meskipun investasi awal tinggi, PTBA yakin bahwa biaya operasionalnya akan lebih rendah dalam jangka panjang.
Jakarta, FORTUNE - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus memperkuat komitmennya mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penggunaan alat berat listrik di tambang.
Dengan menerapkan konsep eco mechanized mining, PTBA telah mengganti peralatan pertambangan berbahan bakar fosil dengan teknologi elektrik yang lebih ramah lingkungan.
Salah satu implementasi nyata dari inisiatif ini adalah penggunaan tujuh unit shovel listrik (PC3000-6E) serta 40 unit hybrid dump truck (Belaz-75135) di tambang Banko Barat, Muara Enim, Sumatera Selatan. Langkah ini telah menunjukkan hasil yang signifikan dalam menghemat energi dan menekan emisi.
“Kami menerapkan praktik pertambangan yang baik dengan program-program dekarbonisasi. Salah satu langkah yang dilakukan PTBA adalah eco mechanized mining, yakni mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik,” kata Sekretaris Perusahaan PTBA, Niko Chandra, kepada Fortune Indonesia.
Dampak positif dari strategi elektrifikasi ini sangat nyata. PTBA berhasil menghemat energi hingga 200 juta kWh dari penggunaan electric shovel selama periode 2017-2023.
Selain itu, pengoperasian hybrid dump truck berkontribusi dalam penghematan bahan bakar minyak (BBM) sebesar 9,63 juta liter. Secara keseluruhan, dalam enam tahun terakhir, program ini telah berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 93.428 ton CO2 ekuivalen.
Meskipun investasi awal dalam alat berat listrik cukup tinggi, PTBA meyakini dalam jangka panjang, biaya operasionalnya akan lebih rendah dibandingkan mesin berbahan bakar diesel.
Selain itu, kenaikan harga bahan bakar serta tuntutan regulasi lingkungan yang semakin ketat juga menjadi faktor pendorong bagi perusahaan tambang untuk mengadopsi teknologi yang lebih berkelanjutan.
Sejak 2017, PTBA secara konsisten terus menyempurnakan sistem elektrifikasi alat berat dan hauling dalam operasionalisasi pertambangannya. Meskipun belum diterapkan pada seluruh aktivitas pertambangan, sistem ini telah terbukti mampu mengurangi konsumsi bahan bakar secara signifikan.
Berdasarkan perhitungan PTBA, potensi penghematan dari pemanfaatan sumber energi rendah emisi ini mencapai Rp96,15 miliar.
“Program-program dekarbonisasi akan terus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal,” kata Niko.