Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kenapa Harga Saham Selalu Berubah? Ini 8 Faktornya!

Ilustrasi saham (pexels/alphatradezone)
Intinya sih...
  • Aksi korporasi perusahaan memengaruhi harga saham, seperti akuisisi atau merger yang menimbulkan spekulasi di kalangan investor.
  • Proyeksi kinerja perusahaan, DPR yang besar, EPS tinggi, dan rasio utang mempengaruhi minat investor dan harga saham.
  • Kebijakan pemerintah, fluktuasi kurs rupiah, kondisi ekonomi makro, rumor pasar, manipulasi pasar, dan kepanikan juga memengaruhi harga saham.

Fluktuasi harga saham adalah hal yang biasa terjadi dalam perdagangan di bursa. Oleh karena itu, naik turunnya harga saham seharusnya tidak perlu menimbulkan kekhawatiran.

Meski begitu, investor di pasar modal penting untuk selalu siap menghadapi kemungkinan terburuk. Jika harga saham suatu perusahaan tiba-tiba merosot signifikan, hal ini bisa menimbulkan kerugian bagi banyak pihak.

Sebaliknya, apabila harga saham meningkat secara tidak wajar, Bursa Efek Indonesia (BEI) biasanya akan menerbitkan suspensi sementara aktivitas jual beli saham tersebut.

Namun, pernahkah Anda penasaran kenapa harga saham selalu berubah dan bisa naik turun dalam waktu singkat? Berikut adalah faktor-faktor pendorong perubahan harga saham atau fluktuasi harga saham yang biasa terjadi.

Faktor fluktuasi harga saham

Pencatatan saham PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA), Selasa (9/7).

1. Aksi korporasi perusahaan  

Aksi korporasi perusahaan adalah kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Dampak dari kebijakan ini bersifat fundamental dan dapat memengaruhi perusahaan secara keseluruhan, seperti akuisisi, merger, right issue, atau divestasi. 

Kebijakan-kebijakan tersebut akan memengaruhi harga saham di bursa. Misalnya, akuisisi yang bisa menimbulkan spekulasi di kalangan investor.

2. Proyeksi kinerja perusahaan di masa depan  

Fluktuasi harga saham juga dipengaruhi oleh proyeksi dan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan menjadi acuan bagi investor dan analis fundamental dalam menilai saham perusahaan.

Beberapa faktor yang diperhatikan, antara lain rasio utang perusahaan, Price to Book Value (PBV), Earning per Share (EPS), dan laba perusahaan. 

Perusahaan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) yang besar biasanya lebih diminati investor karena dapat memberikan imbal balik yang menarik. EPS yang tinggi juga dapat menarik investor untuk membeli saham dan mendorong harga saham lebih tinggi.

Rasio utang dan PBV perusahaan juga memengaruhi harga saham. Perusahaan dengan rasio utang tinggi biasanya adalah perusahaan yang sedang berkembang dan mencari pendanaan dari investor.

3. Kebijakan pemerintah  

Fluktuasi harga saham juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, meskipun kebijakannya masih dalam tahap wacana. Kebijakan terkait ekspor-impor, suku bunga, atau kebijakan terhadap perusahaan BUMN dapat memengaruhi pergerakan harga saham. 

Trader saham biasanya sangat peka terhadap isu-isu sensitif seperti ini untuk mendapatkan keuntungan dari spekulasi jangka pendek.

4. Fluktuasi kurs rupiah

Perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dapat menyebabkan fluktuasi harga saham. Hal ini masuk akal, mengingat fluktuasi kurs dapat berdampak positif atau negatif pada perusahaan tertentu, terutama yang memiliki utang dalam mata uang asing.

Perusahaan importir atau yang memiliki beban utang dalam mata uang asing bisa terdampak negatif jika kurs rupiah melemah, sehingga meningkatkan biaya operasional dan mengoreksi harga saham.

Sebagai contoh, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dapat memengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

5. Kondisi fundamental ekonomi makro  

Fluktuasi harga saham juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro suatu negara. Faktor-faktor seperti perubahan suku bunga yang diputuskan oleh bank sentral Amerika (Federal Reserve), suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), nilai ekspor-impor, inflasi, tingkat pengangguran, serta situasi politik dan keamanan dapat memengaruhi harga saham.

6. Rumor dan sentimen pasar  

Fluktuasi harga saham juga sering dipengaruhi oleh rumor atau berita yang beredar di pasar. Analis pasar saham sering menggunakan informasi tersebut sebagai indikator sentimen yang memengaruhi pergerakan harga saham.

7. Faktor manipulasi pasar  

Manipulasi pasar juga dapat menyebabkan fluktuasi harga saham. Manipulasi pasar biasanya dilakukan oleh investor besar dengan tujuan tertentu, seperti menaikkan atau menurunkan harga saham. 

Meskipun demikian, manipulasi ini cenderung tidak bertahan lama karena aspek fundamental perusahaan, yang tercermin dalam laporan keuangan, akhirnya akan memengaruhi harga saham dan mengembalikannya ke level semula.

8. Faktor kepanikan  

Kepanikan dapat menjadi faktor yang memicu fluktuasi harga saham. Contohnya, peristiwa pemasangan pagar laut menjadi sentimen negatif untuk emiten properti milik Sugianto Kusuma alias Aguan, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI). Kejadian ini menyebabkan harga saham PANI anjlok.

Meskipun harga saham berfluktuasi, dalam jangka panjang, banyak saham yang menunjukkan tren naik seiring dengan pertumbuhan perusahaan dan perekonomian. Oleh karena itu, bagi banyak investor, fluktuasi harga saham ini dianggap sebagai bagian dari proses investasi yang wajar, selama mereka tidak panik dan membuat keputusan terburu-buru.

Selain itu, bagi investor yang berfokus pada investasi jangka panjang, fluktuasi harga saham tidak terlalu menjadi masalah karena mereka percaya bahwa harga saham akan kembali naik seiring waktu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogama Wisnu Oktyandito
EditorYogama Wisnu Oktyandito
Follow Us