Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kucuran Kredit Bank Sampoerna Tembus Rp21 T, Fokus ke UMKM Makin Kuat

WhatsApp Image 2024-11-13 at 10.09.44.jpeg
Ilustrasi Layanan Cabang Bank Sampoerna/Dok Bank Sampoerna
Intinya sih...
  • 61,2 persen kredit disalurkan kepada UMKM, sementara NPL neto pada level 2,0 persen dan DPK tumbuh 4,1 persen.
  • Total transaksi digital mencapai lebih dari 24 juta transaksi dengan total nominal mendekati Rp140 triliun.

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) sepanjang 2024 mencatatkan penyaluran kredit hingga Rp21 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, capaian tersebut menunjukkan pertumbuhan cukup signifikan pada level 6,2 persen.

Pertumbuhan pinjaman yang dicatatkan oleh Bank Sampoerna ini ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan pinjaman untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada industri perbankan secara keseluruhan. Dalam periode sama, pertumbuhan pinjaman UMKM di industri hanya naik sekitar 3,4 persen.

Menurut Direktur Finance & Business Planning Bank Sampoerna, Henky Suryaputra, pertumbuhan kredit ini didorong kuat oleh penyaluran ke sektor UMKM. Dia mengatakan 61,2 persen atau setara dengan Rp7,4 triliun dari total kredit disalurkan kepada para pelaku UMKM. Sementara sisanya, 38,8 persen atau sekitar Rp4,7 triliun, diberikan kepada nasabah non-UMKM.

"Bank Sampoerna tetap berkomitmen terhadap UMKM. Kami berterima kasih kepada para mitra, termasuk perusahaan fintech, multifinance, dan koperasi atas komitmen serta sinergi dan kolaborasi dalam memberdayakan UMKM sebagai pilar perekonomian Indonesia melalui pemanfaatan ekosistem digital," kata Henky melalui keterangan resmi, Selasa (8/4).

Selain berhasil mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit positif, Bank Sampoerna juga mampu menjaga kualitas asetnya. Hal ini terlihat dari rasio kredit bermasalah terhadap total pinjaman bruto (gross non-performing loan/NPL) yang berada pada 3,8 persen, dan NPL neto 2,0 persen.

Dari sisi fungsi intermediasi, Bank Sampoerna juga menunjukkan kinerja baik. Mereka berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp13,3 triliun, yang tumbuh 4,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp12,8 triliun.

Dengan pencapaian kinerja tersebut, posisi likuiditas Bank Sampoerna yang tecermin pada rasio loan-to-deposit ratio (LDR) adalah 90,8 persen.

"Kondisi ini kami pandang cukup ideal dalam menyeimbangkan likuiditas dan efisiensi," kata Hengky.

Pada periode yang sama, Bank Sampoerna mencatatkan beban penurunan nilai aset keuangan (impairment) Rp281 miliar. Angka ini memang lebih tinggi 35 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, di sisi lain, rasio kecukupan modal Bank Sampoerna masih sangat kuat, yaitu 28,4 persen.

Kemudian, dari sektor transaksi digital, Bank Sampoerna mencatat perkembangan yang pesat. Pembayaran melalui QRIS dan transfer dana melalui kerja sama mitra (host-to-host fund transfer) secara akumulatif mencapai lebih dari 24 juta transaksi dengan total nilai transaksi mendekati Rp140 triliun. Nilai transaksi ini melonjak 35 persen dibandingkan dengan total nilai transaksi sepanjang 2023.

Kombinasi dari berbagai raihan positif ini akhirnya mengantarkan Bank Sampoerna meraih laba bersih Rp15 miliar pada 2024.

CEO Bank Sampoerna, Ali Yong, mengatakan pihaknya akan terus memperkuat fokus pada segmen UMKM. Selain itu, Bank Sampoerna juga berencana menghadirkan kembali Sampoerna Fest untuk menarik perhatian pasar Milenial dan Gen Z, yang diharapkan akan berkontribusi pada pertumbuhan transaksi Sampoerna Mobile Saving.

“Tahun 2025 boleh jadi masih akan penuh tantangan. Di sisi lain, akses terhadap pembiayaan dan layanan keuangan merupakan faktor penting bagi kelangsungan sebuah bisnis," kata Ali.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us