- Kontraktor Penambangan: Rp26,1 triliun (turun 7% yoy)
- Mesin Konstruksi: Rp20,9 triliun (naik 34% yoy)
- Pertambangan Batu Bara Termal & Metalurgi: Rp13,4 triliun (turun 14% yoy)
- Pertambangan Emas & Mineral Lainnya: Rp7,0 triliun (naik 60% yoy)
Laba United Tractors Turun di Semester I 2025, Ini Penyebabnya

- Laba bersih United Tractors turun 17,22% menjadi Rp8,13 triliun di semester I-2025.
- Neraca keuangan UNTR masih solid dengan aset sebesar Rp174,65 triliun dan ekuitas sebesar Rp101,28 triliun.
- Segmen mesin konstruksi jadi unggulan dengan pendapatan tumbuh 34% yoy menjadi Rp20,9 triliun.
Jakarta, FORTUNE – PT United Tractors Tbk (UNTR), emiten alat berat milik Grup Astra, mencatat kinerja keuangan yang menantang sepanjang semester pertama 2025. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian per 30 Juni 2025, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp8,13 triliun. Angka tersebut menurun 17,22% dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai Rp9,53 triliun.
Meski demikian, penurunan kinerja ini tidak serta-merta menunjukkan lemahnya seluruh lini bisnis. Beberapa segmen usaha justru berhasil mencatatkan pertumbuhan yang cukup signifikan, terutama di sektor mesin konstruksi serta pertambangan emas dan mineral lainnya. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Neraca keuangan masih solid
Per Juni 2025, aset UNTR tercatat sebesar Rp174,65 triliun, naik dari Rp169,48 triliun pada periode sama tahun lalu. Liabilitas dan ekuitas masing-masing sebesar Rp73,37 triliun dan Rp101,28 triliun. Meski laba bersih tergerus, posisi neraca perseroan menunjukkan kekuatan keuangan yang tetap solid. Hal tersebut memberi ruang bagi ekspansi di sektor energi dan diversifikasi usaha.
Segmen mesin konstruksi jadi unggulan
Di tengah tekanan, segmen mesin konstruksi justru mencatatkan kinerja gemilang. Penjualan alat berat Komatsu meningkat 27% menjadi 2.728 unit, didukung peningkatan permintaan di berbagai sektor. Komatsu juga masih memimpin pasar dengan pangsa 26% menurut riset internal perusahaan.
Selain itu, penjualan truk Scania melonjak dari 182 unit menjadi 282 unit, sementara UD Trucks naik dari 82 unit menjadi 109 unit. Pendapatan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat juga naik tipis 2% menjadi Rp5,5 triliun. Secara keseluruhan, segmen mesin konstruksi berhasil membukukan pendapatan Rp20,9 triliun atau tumbuh 34% yoy.
Pendapatan tumbuh laba terkoreksi
Sepanjang paruh pertama 2025, United Tractors mencatatkan pendapatan bersih Rp68,52 triliun, naik tipis sekitar 6% dari Rp64,51 triliun pada semester I-2024. Mengutip situs resmi United Tracktors, lontributor utama datang dari sejumlah segmen, diantaranya:
Meski pendapatan meningkat, laba terkoreksi karena beban pokok naik signifikan ke Rp53,52 triliun, dari sebelumnya Rp47,64 triliun. Dengan demikian, margin perseroan tertekan di tengah harga komoditas batu bara yang cenderung melemah dan kondisi cuaca ekstrem yang menghambat operasi.
Faktor penekan laba
Turunnya laba bersih UNTR pada semester I 2025 dipengaruhi dua hal utama. Pertama, kinerja kontraktor penambangan yang dijalankan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) melemah akibat curah hujan tinggi di lima bulan pertama tahun ini. Hal itu berdampak pada penurunan volume pemindahan tanah sebesar 9% menjadi 533 juta bcm dan penurunan produksi batu bara klien sebesar 2% menjadi 68 juta ton.
Kedua, pendapatan dari segmen pertambangan batu bara termal dan metalurgi juga tertekan. Meskipun volume penjualan batu bara naik 10% menjadi 6,6 juta ton, harga jual rata-rata yang lebih rendah membuat pendapatan segmen ini turun 14% menjadi Rp13,4 triliun.
Dengan demikian, meski pendapatan total tumbuh, laba bersih tetap tergerus oleh tekanan harga komoditas serta cuaca yang kurang mendukung.
Segmen emas dan nikel tumbuh signifikan
Sebaliknya, lini pertambangan emas menjadi salah satu penopang laba. Penjualan emas dari PT Agincourt Resources yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatera Utara, bersama PT Sumbawa Jutaraya, mencatat total penjualan setara emas sebesar 125 ribu ons, naik 14% dibanding tahun lalu.. Nilai pendapatan emas meningkat 60% menjadi Rp7,0 triliun, berkat kenaikan harga rata-rata emas dan peningkatan volume penjualan.
Selain emas, bisnis nikel yang dijalankan PT Stargate Pacific Resources juga menambah diversifikasi, dengan penjualan 1,1 juta wet metric ton (wmt) bijih nikel sepanjang semester I 2025. Meski demikian, kepemilikan UNTR di Nickel Industries Limited (NIC) sedikit membebani kinerja akibat penurunan nilai terkait dua proyek lama yang masih berdampak pada awal 2025.
Perkuat portofolio energi terbarukan
Selain mengandalkan sektor alat berat dan tambang, UNTR juga mulai memperluas portofolio ke sektor energi baru terbarukan (EBT). Pada Juni 2025, perseroan menyelesaikan akuisisi tambahan 30,6% saham di Supreme Energy Sriwijaya (SES) senilai USD30,8 juta.
Dengan transaksi ini, kepemilikan UNTR di SES meningkat menjadi 80,2%. SES sendiri memiliki 25,2% saham di Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), perusahaan pengelola proyek panas bumi berkapasitas terpasang 91,2 MW di Sumatera Selatan. Setelah akuisisi, kepemilikan langsung dan tidak langsung UNTR di SERD mencapai 40,4%. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk memperkuat portofolio energi bersih di tengah tren transisi energi global.
FAQ seputar Laba United Tractors di semester I 2025
- Berapa laba bersih United Tractors pada semester I 2025?United Tractors membukukan laba bersih sebesar Rp8,13 triliun per 30 Juni 2025. Angka ini turun 17,22% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang mencapai Rp9,53 triliun.
- Mengapa laba UNTR turun pada paruh pertama 2025?Penurunan laba terutama disebabkan oleh kinerja kontraktor penambangan yang terhambat curah hujan tinggi. Selain itu, penurunan harga jual batu bara juga memicu penurunan laba, meskipun volume penjualan meningkat.
- Bagaimana dengan pendapatan United Tractors secara keseluruhan?Pendapatan bersih UNTR tercatat Rp68,52 triliun pada semester I 2025, naik sekitar 6% dari Rp64,51 triliun di periode yang sama tahun lalu.
- Apakah UNTR memiliki strategi diversifikasi bisnis?Ya, selain emas dan nikel, UNTR memperluas bisnis ke sektor energi baru terbarukan. Pada Juni 2025, perusahaan meningkatkan kepemilikan di Supreme Energy Sriwijaya (SES), yang mengelola proyek panas bumi di Sumatera Selatan.
- Apa prospek UNTR ke depan?Meskipun tantangan masih ada, seperti fluktuasi harga komoditas dan faktor cuaca, UNTR diperkirakan tetap solid berkat kontribusi segmen mesin konstruksi, emas, serta langkah diversifikasi ke energi terbarukan.