Waspada Awal Fase Downtrend! IHSG Berisiko Makin Tertekan
IHSG diprediksi melemah lagi bila tak bisa tembus resisten.
Jakarta, FORTUNE – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan memasuki awal fase downtrend jika belum mampu melampaui resisten terdekat, 6.951, melanjutkan sesi koreksi yang terjadi kemarin (6/2) sore.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG berpotensi membentuk wave [ii] menuju rentang area 6.708 sampai dengan 6.801. Koreksi itu akan lebih terkonfirmasi jika IHSG menembus area support di 6.827.
Adapun, level support IHSG berada di 6.827 dan 6.767, sedangkan resistennya berada di level 6.953 dan 6.966. Empat saham pilihan dari MNC Sekuritas, meliputi: ADRO, BBCA, BRPT, dan INDF.
Di sisi lain, BNI Sekuritas menilai, peluang rebound IHSG masih terbuka selama masih di atas support line atau 6.845 dan candle lower low. Indikator MACD bullish.
Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakarias Siregar menjelaskan, jika IHSG ditutup di bawah 6.815, maka masih berpotensi terkoreksi. Targetnya ada di level 6.784, 6.715 (DONE), 6.621 (DONE), dan 6.557 (DONE).
Sebaliknya, bila IHSG mampu ditutup di atas 6.815, maka berpeluang menuju 6.906 (DONE), 6.992, dan 7.046. Kisaran breakout IHSG hari ini berada di 6.557 sampai dengan 6.953.
“Level resistance berada 6.901, 6.932, 6.953, 6.972. Dengan support 6.855, 6.815, 6.763, 6.714. Perkiraan range di rentang: 6.830 sampai dengan 6.920,” ujar Andri.
Kemarin, IHSG ditutup melemah 0,5 persen ke level 6.873 dan disertai kemunculan volume penjualan. Indo Premier Sekuritas menjelaskan, sentimen negatif yang menekan laju IHSG terdiri dari: melemahnya indeks di Wall Street akibat kekhawatiran pelaku pasar akan kelanjutan kenaikan suku bunga dan koreksi mayoritaas harga komoditas.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia senilai 5,3 persen—melampaui konsensus analis—mampu mencegah anjloknya indeks saham acuan menuju level lebih dalam lagi.
Saham rekomendasi selama perdagaganan pekan ini
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas, Mino menyebut, pada pekan ini pasar masih berpeluang mengut berkat beberapa sentimen domestik dan eksternal. “Meliputi lanjutan laporan keuangan, data pertumbuhan ekonomi, data cadangan devisa, indeks keyakinan konsumen, dan penjualan ritel,” katanya dalam keterangan resmi.
Beberapa emiten yang akan merilis laporan keuangannya minggu ini, terdiri dari: BBRI, SIDO, BBTN, dan UNVR. Dari segi cadangan devisa, terjadi kenaikan pada dua bulan terakhir sehingga dapat memenuhi permintaan akan dolar AS dan menjaga kestabilan rupiah.
Kemudian, penurunan angka inflasi dan pemulihan ekonomi dalam negeri diproyeksi membuat konsumen semakin yakin. Apalagi, sepanjang 2022, indeks keyakinan konsumen konsisten berada di atas 100.
Dari segi eksternl, ada sentimen berupa pengumuman laporan keuangan PepsiCo Inc, AztraZeneca Plc, dan BNP Paribas, serta data klaim pengangguran Amerika yang terus menunjukkan tren penurunan. “Data minggu lalu ada penambahan 500.000 tenaga kerja di Amerika. Ini di luar ekspektasi. Sektor tenaga kerja Amerika di tengah kebijakan monteter ketat justru masih sangat positif,” jelas Mino.
Adapun, dengan sentimen-sentimen itu, Indo Premier menyoroti saham-saham berikut: BBRI, BJTM, HMSP, GGRM, ERAA, RALS, MAPI, ANTM, BUKA, GOTO, BIRD, PWON, BSDE, CTRA, APLN, EMTK, dan SCMA.