Tunggu Restu OJK, BOLA Sebut Timeline Masuknya Robinhood Belum Ditentukan

- Akuisisi Buana Capital Sekuritas dan Pedagang Aset Kripto sedang tahap penawaran.
- Robinhood menargetkan ratusan ribu pengguna pada tahun pertamanya.
Jakarta, FORTUNE - Manajemen PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) memberikan klarifikasi resmi terkait pemberitaan akuisisi Buana Capital Sekuritas dan PT Pedagang Aset Kripto (PAK) oleh platform investasi asal Amerika Serikat, Robinhood.
Perseroan menegaskan transaksi tersebut belum resmi rampung dan saat ini masih berada dalam tahap penawaran atau Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Share Purchase Agreement/CSPA).
Sekretaris Perusahaan Bali Bintang Sejahtera, Yohanes Ade Bunian Moniaga, menyatakan proses tersebut masih harus menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Robinhood belum resmi dan masih sedang dalam tahap penawaran akuisisi PT PAK. Izin OJK terkait hal ini juga masih dalam proses sampai dengan surat ini diterbitkan,” ujar Yohanes dalam keterbukaan informasi, Senin (15/12).
Mengenai target penyelesaian, manajemen BOLA mengambil sikap konservatif. Yohanes menyatakan timeline akuisisi masih belum dapat ditentukan.
Pernyataan ini sedikit berbeda dari target yang telah disampaikan pihak Robinhood sebelumnya.
Kepala Robinhood untuk kawasan Asia, Patrick Chan, sempat menyatakan kedua akuisisi tersebut—yang tunduk pada persetujuan OJK—ditargetkan rampung pada paruh pertama 2026.
Aplikasi resmi Robinhood sendiri diperkirakan baru meluncur di Indonesia pada 2027.
Bagi BOLA, penawaran yang diajukan Robinhood dinilai menarik secara bisnis, karena “PT PAK belum menunjukkan kinerja yang baik,” kata Yohanes.
Sebagai konteks, PT Pedagang Aset Kripto (PAK) merupakan entitas anak BOLA dengan kepemilikan sebesar 70 persen per 31 Desember 2024.
Sementara itu, Buana Capital Sekuritas memiliki keterkaitan melalui Pieter Tanuri, yang tercatat sebagai pemegang saham mayoritas BOLA, sekaligus pemegang saham akhir dari PT Buana Capital Sekuritas.
Robinhood, yang dikenal sebagai pionir perdagangan saham tanpa komisi di AS, berambisi melakukan ekspansi ke Indonesia dengan target menggaet ratusan ribu pengguna pada tahun pertamanya.
Di tengah proses klarifikasi ini, saham BOLA bergerak di zona merah.
Pada perdagangan hari ini (15/12), saham BOLA ditutup turun 3 poin atau 1,67 persen ke level Rp187.











