40 Under 40: Ini Kisah Abraham Sridjaja Jadi Pelopor Keluarga ke DPR
- Abraham awalnya ditentang masuk politik oleh keluarganya.
- Dia berhasil melenggang ke DPR setelah menang di daerah pemilihan II di Jakarta.
Jakarta, FORTUNE - Abraham Sridjaja, anggota Komisi 1 DPR, merupakan orang pertama pada sejarah keluarganya yang terjun menggeluti dunia politik. Padahal, pria berusia 32 ini telah memiliki karier mapan sebagai advokat sekaligus pengusaha.
Hasrat keingintahuannya terhadap politik dimulai sejak sembilan tahun lalu kala seorang temannya mengajak Abraham bergabung dengan organisasi kepemudaan yang berorientasi politik.
Pada sekitar 2016, DKI Jakarta tengah bersiap akan pemilihan umum kepala daerah yang bakal digelar pada tahun berikutnya. Abraham mengaku menaruh rasa penasaran terhadap salah satu kandidat, yang dipandang oleh khalayak luas sebagai minoritas. Dia merasa memiliki kesamaan dengan sosok tersebut, dan menjadikannya sebagai inspirasi.
Di luar alasan tadi, Abraham meyakini sosok itu sanggup menyalakan harapan baru bagi lanskap politik domestik yang telah lama kehilangan figur panutan. Sebab, sosok itu terkenal tegas dan berani menegur pejabat yang tidak bekerja dengan baik.
Pendeknya, Abraham menemukan kompetensi padanya, yang merupakan hal penting dalam urusan perpanjangan tangan rakyat: sebuah kualitas yang dia kagumi.
Tidak berselang lama, Abraham mendapat kesempatan untuk bertemu sosok tersebut. Diajak oleh temannya, Abraham akhirnya mendatangi sebuah rumah di kawasan Menteng demi bertemu dengan sosok itu.
Pertemuan pertama tersebut meninggalkan kesan mendalam pada Abraham. Dia kemudian terdorong serius mempertimbangkan terjun ke gelanggang politik.
Usai pertemuan tersebut, Abraham juga bertemu dengan Nusron Wahid, yang kini menjabat sebagai Menteri BPN. Pertemuan dengan Nusron juga cukup membekas bagi Abraham. Kala itu Nusron meminta Abraham membentuk organisasi kepemudaan yang berorientasi pada politik.
Tanpa banyak berpikir, pria kelahiran 1992 yang menerima penghargaan Fortune Indonesia 40 Under 40 pada 20205 ini membentuk organisasi tersebut dan didapuk sebagai ketuanya. Dia kemudian kian jatuh cinta berpolitik.
Tiga tahun selang meretas jalan politik melalui organisasi kepemudaan, pada 2019 Abraham memutuskan melangkah lebih serius. Pria kelahiran Surabaya itu memilih masuk partai Golkar. Masalahnya, dia mendapat penentangan keras dari keluarganya. Maka, ketika pertama kali menjadi calon legislatif (caleg), dia tidak mendapat dukungan dari familinya, baik dari sisi materi maupun emosional.
Meski demikian, Abraham tidak menyerah. Dia memakai dana pribadinya untuk kampanye 2019. Seiring berjalannya waktu, sang ayah akhirnya melihat ketulusan Abraham untuk maju menjadi anggota legislatif dan mulai mendukung secara penuh.
Namun, partisipasi perdana itu memberinya kekalahan. Kala itu ia maju pada Pemilu legislatif melalui daerah pemilihan Jawa Timur, tempat kelahirannya. Suara yang dia kantongi hanya 68.000.
Lima tahun kemudian, pada pemilihan 2024, Abraham diajukan lagi untuk maju menjadi caleg. Namun, pengalaman kalah rupanya menguasainya. Sebelum akhirnya maju menjadi wakil rakyat dapil DKI II, dia sempat enggan untuk ikut dalam kontestasi. Dorongan Airlangga Hartarto melunakkan hatinya. Pun begitu, dia mengajukan satu syarat: Airlangga hendaknya tidak cenderung memberikan dukungan pada salah satu calon.
"Saya ingin fair fight," katanya kepada Fortune Indonesia.
Ia menyiapkan strategi berkampanye untuk mendulang suara dari wilayah tersebut. Selain itu, kepercayaan kali ini terbentuk dengan baik karena dia memiliki visi dan tujuan arahnya jelas.
Untuk menjangkau pemilih dari luar negeri, ia menerapkan strategi menggelar kampanye kreatif berupa konser pada 10 negara dan 15 kota di seluruh dunia. Dia memboyong band legendaris, d'Masiv. Menurutnya, konser kampanyenya di New York dihadiri sekitar 1.000 orang.
Abraham tidak hanya menyambangi kota-kota besar, tapi juga kota yang dianggap tidak menonjol seperti Bintulu, di Serawak, Malaysia.
Nah, usahanya di lapangan tersebut berhasil membawanya menang di dapil dua. Abraham menyebut suara yang terkumpul lebih dari 70.000, dan telah melebihi targetnya. Dia pun ditempatkan pada komisi yang lingkup tugasnya mencakup pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, dan intelijen. Alasannya, dia mendapat suara cukup besar dari pemilih di luar negeri.
Salah satu hal yang ingin dia selesaikan pada masa kerjanya lima tahun ke depan adalah perkara warga Indonesia yang tidak terdaftar sebagai perantau asing.