Kemenhub Siapkan Pelabuhan Kuala Tanjung Jadi Transshipment Port
Pelabuhan Kuala Tanjung dukung industri di sekitarnya.
Jakarta, FORTUNE – Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), akan menyiapkan Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, sebagai transshipment port atau persinggahan kapal-kapal besar dari sejumlah negara.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut, Arif Toha, mengatakan transshipment port merupakan pelabuhan yang digunakan sebagai hub ekspor. Pada pelabuhan jenis ini, kargo dari kapal-kapal kecil dari berbagai wilayah dialih-muatkan ke kapal besar yang bersandar di pelabuhan untuk dikirimkan ke luar negeri, begitu juga sebaliknya.
“Pelabuhan Kuala Tanjung menggunakan konsep self generating port, yaitu kargo pelabuhan diperoleh dari kawasan pelabuhan itu sendiri. Kargo akan dihasilkan oleh industri-industri yang berada pada kawasan industri yang terintegrasi dengan Pelabuhan Kuala Tanjung,” kata Arif seperti dikutip dari laman Ditjen Perhubungan Laut, Rabu (28/9).
Dengan adanya transshipment port diharapkan tidak ada lagi penumpukan barang karena keterbatasan angkutan, yang mengakibatkan terlambatnya jadwal keberangkatan dan mahalnya biaya transportasi.
Nilai strategis
Alasan pelabuhan Kuala Tanjung dipilih sebagai transhipment port tak lain karena memiliki nilai strategis yang bisa dioptimalkan bagi operasional kapal-kapal logistik.
Selain berada di Selat Malaka yang jadi salah satu jalur perdagangan utama dunia, pelabuhan ini akan terkoneksi dengan jalan tol lintas Sumatra yang pembangunannya terus digencarkan pemerintah. Selain itu, jalur kereta api pun akan tersedia untuk memudahkan konektivitas pelabuhan.
Pelabuhan Kuala Tanjung diproyeksikan mengambil sebagian transshipment market yang ada di Selat Malaka, dengan market share mencapai 5 persen. “Akan ada kolaborasi Pelabuhan Belawan yang akan menjadi Konsolidator Kontainer di Hinterland Sumatera Bagian Utara (Medan, Aceh, Tapanuli Utara), sedangkan Kuala Tanjung akan menjadi Logistic dan Supply Chain Hub di Indonesia,” ujar Arif.
Dibangun bertahap
Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung akan dilakukan secara bertahap. Pengembangan ini akan diawali dengan pembangunan Terminal Multi Purpose yang berfungsi sebagai Gateway Sumatera Utara yang dilanjutkan dengan pengembangan Kawasan industri yang akan mengembangkan kargo Terminal Multi Purpose. Dengan demikian, volume kargo bisa dioptimalkan untuk pengembangan hub port.
Tahap I Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung telah resmi beroperasi. Pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo ini dilengkapi dermaga 500x60 meter, trestle sepanjang 2,8 km untuk empat jalur truk selebar 18,5 meter. Selain itu, pelabuhan juga dilengkapi fasilitas lengkap dan modern dengan didukung sistem teknologi informasi yang terintegrasi.
Mendukung KEK Sei Mangkei
Salah satu urgensi dari pembentukan transshipment port Kuala Tanjung adalah keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang lokasinya dekat. “Salah satu syarat kemajuan ekonomi suatu daerah itu adalah kelancaran logistik, dan keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung ini dapat menjadi penunjang kelancaran distribusi logistik di KEK Sei Mangkei,” kata Dirjen Arif.
Selain itu, keberadaan pelabuhan ini dapat meningkatkan produktivitas di wilayah Sumatera Utara yang memiliki banyak potensi Sumber Daya Alam (SDA), diantaranya kelapa sawit, produk turunan CPO, karet, kertas, dan lain-lain.
"Selain itu, beberapa perusahaan industri seperti Inalum direncanakan akan membuka cabangnya di wilayah tersebut, sehingga dengan adanya pelabuhan yang besar ini dapat menunjang mobilitas barang dari dan ke KEK Sei Mangkei," jelasnya.