NEWS

Cegah Kericuhan, Penyelenggara Acara Perlu Perhatikan Faktor Ini

Pengendalian massa perlu menjadi perhatian penyelenggara.

Cegah Kericuhan, Penyelenggara Acara Perlu Perhatikan Faktor Iniilustrasi keramaian konser / Pixabay
31 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Beberapa waktu terakhir, lini masa dikejutkan dengan berita tragedi dan jatuhnya korban jiwa dalam jumlah besar dalam penyelenggaraan acara besar, seperti pertandingan sepak bola di stadion Kanjuruhan hingga perayaan halloween di Itaewon, Korea Selatan.

Ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan para penyelenggara acara, agar tragedi serupa tak terulang dan meminimalisir terjadinya kericuhan.

Direktur Utama PT Java Festival Production, Dewi Gontha, mengatakan ada beberapa perhitungan dan persiapan yang perlu dilakukan pihak penyelenggara acara, salah satunya pengendalian massa (crowd control). Selain itu, penyelenggara harus menghitung jumlah pengunjung dengan kemampuan kapasitas venue agar massa yang hadir tak membeludak.

“Jika ruangannya sudah diperhitungkan dan cukup bagi massa yang hadir, tapi dipikir nggak jalur keluar masuknya, bagaimana mengatur keluar dan masuk, karena itu berpengaruhnya ke banyak hal, bukan hanya masalah penonton, namun juga jadwal acara,” katanya saat dihubungi Fortune Indonesia, Senin (31/10).

Menurut Dewi, bisa dipahami bila masyarakat sangat antusias untuk hadir dalam sebuah acara semacam festival, setelah sekian lama terkungkung oleh berbagai pembatasan di masa pandemi.

Dari sisi penyelenggara, hal ini juga bisa dimengerti sebagai peluang untuk menghasilkan pemasukan dan keuntungan bagi perusahaan. “Tapi, kalau akhirnya jadi bermasalah, jadinya tidak maksimal juga, malah jadi lebih amburadul,” katanya.

Pentingnya pengaturan jalur

Ratusan orang dinyatakan tewas pada tragedi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan.
Ratusan orang dinyatakan tewas pada tragedi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan. (dok. Yonhap News Agency) - IDNTimes

Dalam pengendalian massa, kata Dewi, kesiapan jalur tempat berlangsungnya acara dan jalur evakuasi merupakan salah satu hal utama yang harus dipersiapkan. “Mungkin banyak orang yang akan marah karena jalur banyak yang ditutup, tapi itu semua kan sudah dipersiapkan, terutama untuk keamanan pengunjung dalam jumlah yang sangat besar,” ucapnya.

Berkaca pada tragedi yang terjadi di Itaewon, Dewi mengatakan situasi yang terjadi bisa saja dikarenaka jumlah massanya besar, namun tidak diperhitungan mengenai jalur yang digunakan untuk orang berlalu lalang. Hal ini mengakibatkan terjadinya ‘bentrok’ dari banyak arah di jalan yang sempit bisa sangat bahaya.

“Seharusnya sih, walau saya nggak tahu kondisinya di sana, mungkin di ujung-ujung gang-gang tersebut, seharusnya ada pengaturan,” ujarnya.

Dewi berpendapat bahwa konsep buka-tutup bisa diterapkan sebagai solusi pengendalian massa yang membeludak. “Kalau udah penuh (jalur) ditutup, kalau sudah longgar bisa dibuka kembali. Seperti saat macet saat berkendara di jalan, itu juga berlaku juga di orang,” katanya. “Memasang barikade yang kadang menyebalkan itu, ada tujuannya, bukan sekadar buat orang susah.”

Lebih dari sekadar keamanan

Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10).
Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10). (ANTARAFOTO/Bowo Sucipto)

Related Topics