Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca dagang Indonesia pada Agustus 2022 mengalami surplus sebesar US$5,76 miliar. Kondisi ini berasal dari ekspor bulan lalu yang mencapai US$27,9 miliar, sedangkan impornya US$22,15 miliar.
"Jadi, neraca perdagangan sampai dengan Agustus 2022 ini membukukan surplus selama 28 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Kamis (15/9).
Dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year on year/yoy), nilai ekspor Indonesia tercatat naik 30,15 persen sementara impornya naik 32,81 persen. Secara umum, surplus neraca perdagangan ini banyak ditopang oleh komoditas non-migas.
Secara terperinci, neraca dagang non-migas tercatat surplus sebesar US$7,74 miliar ditopang antara lain oleh komoditas bahan bakar mineral (HS27) termasuk batu bara, besi dan baja (HS 72), serta lemak dan minyak hewan/nabati (HS15).
Sementara, untuk neraca dagang migas, Indonesia masih mengalami defisit sebesar US$1,98 miliar terutama disebabkan komoditas minyak mentah, hasil minyak serta gas.