Brasil Siapkan Tarif Balasan, Perang Dagang dengan AS di Depan Mata

- Brasil memerintahkan badan perdagangan pemerintah, Camex, untuk menganalisis kemungkinan penerapan tarif balasan terhadap produk-produk asal AS.
- Presiden Luiz Inacio Lula da Silva memberi lampu hijau untuk menggunakan undang-undang resiprositas yang disahkan Kongres Brasil.
- Camex memiliki waktu 30 hari untuk menyusun laporan dan rekomendasi.
Jakarta, FORTUNE - Pemerintah Brasil secara resmi memulai analisis untuk menerapkan tarif balasan terhadap produk-produk Amerika Serikat (SA). Langkah ini merupakan respons langsung atas keputusan Washington yang mengenakan tarif impor 50 persen terhadap barang asal Brasil awal bulan ini. Ini artinya terjadi eskalasi serius dalam hubungan dagang kedua negara.
Peningkatan ketegangan ini menyusul keputusan Presiden AS, Donald Trump, yang memberlakukan tarif 50 persen terhadap impor asal Brasil bulan ini. Trump beralasan, kebijakan itu diambil demi melawan praktik perdagangan yang menurutnya “tidak adil.” Ia juga menuding Brasil melakukan kriminalisasi terhadap mantan Presiden Jair Bolsonaro, yang diadili atas tuduhan perencanaan kudeta.
Langkah balasan ini, menurut dua sumber kementerian seperti dilaporkan Reuters, Jumat (29/8), diambil setelah Presiden Luiz Inacio Lula da Silva memberi lampu hijau. Kementerian Luar Negeri Brasil telah memerintahkan badan perdagangan pemerintah, Camex, untuk memulai analisis berdasarkan undang-undang resiprositas yang disahkan Kongres awal tahun ini.
Aturan tersebut memberikan dasar hukum yang kuat bagi Brasil untuk merespons tindakan perdagangan sepihak. Meski tarif baru AS telah berlaku, produk-produk ekspor unggulan Brasil seperti jus jeruk dan pesawat terbang untuk sementara dibebaskan dari bea masuk yang lebih tinggi.
Meskipun ada pengecualian, para pejabat Brasil mengeluhkan sulitnya menegosiasikan tarif dengan Washington. Kini, Camex memiliki waktu 30 hari untuk menyusun laporan dan rekomendasi mengenai tarif balasan tersebut.
Jika aturan resiprositas disetujui penerapannya, sebuah kelompok kerja pemerintah akan menentukan sektor-sektor AS mana yang akan menjadi sasaran tarif balasan Brasil. Menurut sumber, Amerika Serikat akan menerima pemberitahuan resmi mengenai dimulainya proses ini pada Jumat.
Secara paralel, Brasil juga telah mengajukan konsultasi sengketa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait kebijakan tarif Washington. Namun, penerapan tarif balasan bisa menjadi jalan yang dipilih jika negosiasi menemui jalan buntu.
Kementerian Pembangunan, Industri, Perdagangan, dan Layanan Brasil, yang membawahi Camex, belum memberikan komentar resmi terkait langkah ini.