Jakarta,FORTUNE – Penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) akan terus meningkat dalam kurun waktu sepuluh tahun mendatang seiring rencana Pemerintah menambah kapasitas pembangkit listrik sekitar 40.000 Mega Watt (MW). Penambahan ini sebagai bagian dari antisipasi atas meningkatnya demand (permintaan) sesuai hasil prognosis Kementerian energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Kita pastikan dari tambahan 40.000 MW selama 10 tahun ke depan, hampir 52 persen berbasis EBT berbagai jenis," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana dalam keterangannya, Jumat (24/9)
Rida memaparkan, kapasitas pembangkit listrik hingga bulan Juni 2021 sebesar 73.341 MW. namun, pembangkit berbasis fosil masih berperan penting sebagai penopang produksi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dari hasil pembakaran batu bara.
"Secara generation cost, PLTU memang masih murah. Jadi biar tarif listriknya tidak mahal ke rakyat sehingga meningkatkan daya beli masyarakat dan membuat industri makin kompetitif," kata Rida.