NEWS

Ekspor Obat Naik 8,7 Persen, Nilainya Mencapai US$543,7 Juta

Berpotensi untuk dapat berkembang.

Ekspor Obat Naik 8,7 Persen, Nilainya Mencapai US$543,7 JutaMenteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. (Dok. Kemenperin)
by
06 February 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan industri kimia, farmasi, dan obat tradisional menjadi salah satu sektor penyumbang devisa yang signifikan.

Pada 2023, nilai ekspor untuk produk industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional mencapai peningkatan 8,78 persen dibandingkan dengan 2022 pada triwulan IV, dengan nilai ekspor US$543,7 juta.

“Untuk pasar obat bahan alam dunia pada tahun 2023 mencapai US$200,95 miliar, dan diperkirakan akan terus meningkat. Oleh karenanya, pengembangan industri obat bahan alam perlu terus ditingkatkan agar mampu bersaing di pasar global,” kata Agus dalam pernyataan yang dikutip Selasa (6/2).

Peluang tersebut didukung dengan penggunaan obat bahan alam, khususnya jamu, yang telah lama membudaya di Indonesia.

Pada 6 Desember 2023, jamu telah resmi masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia ke-13 yang masuk ke dalam daftar UNESCO.

Potensi industri obat tradisional

Agus menyatakan bahwa potensi pengembangan industri obat bahan alam (OBA) atau obat tradisional sangat besar, terutama di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk beragam tanaman obat.

Saat ini, beberapa komponen industri obat bahan alam di Indonesia, seperti usaha kecil obat tradisional (UKOT), usaha mikro obat tradisional (UMOT), industri ekstrak bahan alam (IEBA), dan industri obat tradisional (IOT), telah menghasilkan ribuan jenis obat bahan alam, termasuk jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.

Karena itu, pengembangan industri farmasi, kosmetik, dan alat kesehatan menjadi prioritas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kementerian Perindustrian terus mendorong dan melakukan pembinaan agar industri kecil dapat naik kelas sehingga produksi obat bahan alam dapat ditingkatkan terutama fitofarmaka yang berpotensi besar untuk menjadi substitusi Bahan Baku Obat impor dalam menuju kemandirian bahan baku obat nasional,” ujarnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), volume industri dalam Prompt Manufacturing Index-BI (PMI-BI) pada industri kimia, farmasi, dan obat tradisional menunjukkan nilai optimis pada threshold di atas 50 persen dengan nilai PMI BI di triwulan IV-2023 pada level 52,50 atau fase ekspansi.

Related Topics