NEWS

Opsi Impor dari Brasil, Luhut: Harga Daging Bisa Kurang Rp100 Ribu/Kg

Luhut mencari tambahan negara asal pengekspor daging.

Opsi Impor dari Brasil, Luhut: Harga Daging Bisa Kurang Rp100 Ribu/KgWarga membeli daging di Pasar Larangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (2/4/2022). ANTARA FOTO/Umarul Faruq
16 August 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah berencana akan menambah sumber impor daging sapi dari Brasil untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri. 

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, saat berkunjung ke Brasil sebagai tindak lanjut atas pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di Hiroshima, Jepang. 

Luhut mengatakan dengan ditambah pasokan daging dari Brasil ini pihaknya menargetkan harga daging di Indonesia dapat turun di bawah Rp100.000 per kilogram (kg) pada Maret 2024. 

"Saya berharap upaya ini sedikit membantu mewujudkan cita-cita kami untuk swasembada daging dalam beberapa tahun ke depan, dan pada bulan Maret 2024 nanti kita sudah bisa melihat harga daging berada di bawah Rp100.000 per kg," kata dia yang dikutip dari akun Instragram @luhut.pandjaitan, Rabu (16/8).

Untuk mencapai harga tersebut, kata Luhut, akan secara bertahap melihat kondisi pasar.

Rencananya, Indonesia tidak hanya mengimpor daging dari Brasil, melainkan juga mengimpor sapi pejantan dan anak sapi untuk dikembangbiakkan di dalam negeri. 

Dengan begitu, Indonesia akan punya tiga sumber pemasok daging sapi impor. "Selama ini sumber daging kita hanya dari Australia dan India sehingga harganya selalu di atas Rp100.000 per kg. Kemudian saya lapor Presiden kalau source-nya ditambah ada tiga harga daging bisa di bawah Rp 100.000 per kg," kata Luhut. 

Dipastikan bebas PMK

Kemudian terkait dengan isu penyakit mulut dan kuku (PMK) pihaknya memastikan bahwa sapi yang didatangkan dari Brasil dapat dipastikan bebas dari penyakit itu. 

Sebab, menurutnya, sebelum melakukan impor pihak Brasil pun sudah memastikan kualitas sapi. Sesampai di Indonesia sendiri juga ada proses karantina untuk memastikan sapi tersebut bebas penyakit. 

"Jika harga daging sapi semakin murah, kita akan melihat masyarakat akan lebih sering mengkonsumsi makanan bergizi dengan harga yang lebih terjangkau tentunya," katanya.

Selain impor daging, pada kesempatan itu Luhut juga membahas kemitraan di bidang kehutanan. Apalagi, Brasil dan Indonesia sama-sama punya hutan tropis yang cukup besar.

Menurutnya, bila kemitraan itu diperluas dengan kerja sama trilateral bersama Republik Demokratik Kongo, maka solidaritas negara-negara pemilik hutan yang notabene juga negara berkembang akan semakin berdampak signifikan bagi penanganan perubahan iklim.



 

Impor daging untuk penuhi kebutuhan

Indonesia sebagai negara yang mengonsumsi daging sapi sekitar 706.388 ton pada 2021, tetapi hanya mampu memproduksi daging sekitar 436.704 ton.

Permintaan daging tumbuh sekitar 6,4 persen per tahun, sementara kemampuan produksi hanya tumbuh 1,3 persen per tahun. Pintu impor pun dibuka untuk menutupi kekurangan tersebut.

Untuk melakukan impor daging, pemerintah menugaskan Bulog dan Berdikari.

 

Related Topics