NEWS

Penjualan Lebih dari BEV, Pemerintah Kaji Insentif Buat Mobil Hybrid

Mobil hybrid ketimbang EV.

Penjualan Lebih dari BEV, Pemerintah Kaji Insentif Buat Mobil HybridMenko Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui saat pembukaan IIMS 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (15/2). Eko Wahyudi/FORTUNE Indonesia
15 February 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan pemerintah akan mengkaji pemberian insentif untuk Mobil Listrik berteknologi Hybrid.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) secara kumulatif menunjukkan selama Januari-Desember 2023 volume penjualan wholesale mobil hybrid di dalam negeri mencapai 52,56 ribu unit.

Sedangkan penjualan wholesale mobil listrik battery electric vehicle (BEV) di Indonesia pada periode yang sama mencapai 17,06 ribu unit.

"Jadi tadi perbincangan Bapak Presiden kepada pelaku industri, minta ada insentif untuk mobil hybrid dan juga kalau kita lihat penjualan hybrid sekarang lebih tinggi dari BEV," kata dia usai pembukaan IIMS 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (15/2).

Airlangga mengakui saat ini masyarakat lebih meminati mobil listrik dibanding mobil hybrid. Ia juga menjelaskan bila dilihat dari penjualan, mobil hybrid lebih laris dibanding EV.

"Mobil hybrid jadi solusi menengah, jadi [insentif] masih akan dikaji,” ujarnya.

Toyota harapkan adanya insentif untuk hybrid

Ditemui pada kesempatan berbeda, Toyota menjadi salah satu pabrikan yang mengharapkan adanya insentif bagi mobil hybrid.

Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, mengatakan pajak mobil hybrid tidak hanya dapat merangsang industri otomotif nasional, namun dapat meningkatkan ekspor mobil produksi Tanah Air.

"Kami melihat sekarang pasar mobil hybrid ini jadi pasar ekspor. Kami juga berharap di dalam negeri pemerintah bisa memberikan insentif yang lebih besar lagi terhadap model-model hybrid, supaya kami bisa melakukan ekspor untuk pasar mobil hybrid ke luar negeri," ujarnya di IIMS 2024, Kamis (15/2).

Selain itu, menurutnya, insentif ini diperlukan untuk meningkatkan penetrasi elektrifikasi di Indonesia, sehingga kelak menjadi pemimpin kendaraan berbasis elektrifikasi di Asia Tenggara.

Mobil hybrid pun dipandang menjadi pilihan alternatif sebagian konsumen lantaran mesinnya efisien, ramah lingkungan, dan harganya relatif masih lebih terjangkau dibandingkan BEV.

Related Topics