NEWS

BPS: Inflasi Tahunan Oktober 2023 Capai 2,56 Persen

Inflasi volatile food tembus 5,54 persen disumbang beras.

BPS: Inflasi Tahunan Oktober 2023 Capai 2,56 PersenDeputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini. (Sumber: BPS)
01 November 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Oktober 2023 sebesar 2,56 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau lebih rendah dibandingkan bulan sama tahun lalu yang mencapai 5,71 persen.

Kemudian, inflasi bulanan (month-to-month/mtm) tercatat sebesar 0,17 persen dan inflasi tahun berjalan (year-to-date/ytd) sebesar 1,80 persen. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan terjadi peningkatan IHK dari 112,75 pada Oktober 2022 menjadi 115,64 pada Oktober 2023.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau, yakni 5,41 persen. Kelompok ini juga memberikan andil 1,39 persen terhadap inflasi pada umumnya.

Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini adalah beras (0,58 persen), rokok kretek filter (0,19 persen), daging ayam ras (0,10 persen), bawang putih (0,07 persen), rokok putih (0,07 persen).

"Beberapa komoditas lainnya yang menjadi penyumbang terbesar inflasi tahunan Oktober 2023 ini adalah biaya kontrak rumah (0,10 persen), emas perhiasan (0,10 persen ), dan biaya sewa rumah (0,06 persen)," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (1/11).

Ia juga menjelaskan sebaran inflasi tahun secara wilayah.

Secara umum, seluruh wilayah atau 90 kota yang menjadi target survei IHK oleh BPS mengalami inflasi secara tahunan—54 kota mengalami IHK lebih tinggi dari nasional.

Di Pulau Sumatra, inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan yakni 5,34 persen. Tanjung Pandan juga merupakan kota dengan tingkat inflasi tahunan tertinggi secara nasional.

Komoditas penyumbang inflasi di Tanjung Pandan adalah tarif angkut udara (1,15 persen), ikan segar (0,98 persen), beras (0,91 persen), rokok kretek filter (0,31 persen), serta daging ayam ras (0,23 persen).

Kemudian, di Pulau Jawa inflasi tertinggi terjadi di Sumenep, yaitu 5,29 persen. Selanjutnya di kepulauan Bali-Nusa Tenggara inflasi tertinggi di Maumere yaitu 4,07 persen.

"Di Kalimantan inflasi tertinggi di Kotabaru yaitu 4,12 persen, di Sulawesi inflasi tertinggi terjadi di Luwuk yaitu 4,2 persen, dan Maluku-Papua inflasi tertinggi terjadi di Merauke yaitu 4,89 persen," tuturnya.

Sementara inflasi terendah terjadi di Jayapura yakni sebesar 1,43 persen. "Ini juga menjadi kota dengan tingkat inflasi tahunan terendah secara nasional," jelasnya.

Komponen pembentuk inflasi tahunan

Selanjutnya, jika dilihat berdasarkan komponen pembentuknya, inflasi tahunan sebesar 2,56 persen dominan disumbang komponen inti. 

Komponen inti (core inflation) tercatat mengalami inflasi tahunan 1,91 persen, yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi tahunan yakni sebesar 1,23 persen. 

"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi di antaranya adalah biaya kontrak rumah, emas perhiasan, biaya sewa rumah, dan upah asisten rumah tangga," jelasnya.

Lebih lanjut, komponen harga diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi tahunan sebesar 2,12 persen.

"Komponen ini memberikan andil sebesar 0,40 persen dan komoditas dominan memberikan andil inflasi komponen ini selama setahun terakhir adalah rokok kretek filter, rokok putih, tarif air minum PAM dan rokok kretek," ujarnya.

Berikutnya, pada komponen harga bergejolak (volatile food) terjadi inflasi sebesar 5,54 persen. Komponen ini memberikan andil sebesar 0,93 persen terhadap inflasi nasional.

"Komoditas dominan memberikan andil inflasi selama setahun terakhir komponen harga bergejolak ini adalah beras, daging ayam ras, bawang putih, dan kentang," katanya.

Inflasi bulanan 

Secara bulanan, inflasi Oktober 2023 sebesar 0,17 persen juga tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya pada level 0,19 persen. 

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah transportasi 0,55 persen dengan andil 0,07 persen.

Jika dilihat berdasarkan komoditas, inflasi secara mtm terbesar pertama adalah beras dengan andil 0,06 persen, kemudian bensin dengan andil inflasi 0,04 persen, cabai rawit dengan andil inflasi 0,03 persen, serta tarif angkutan udara dengan andil 0,02 persen.

"Selain itu terdapat beberapa komoditas lainnya yang memberikan andil inflasi sebesar 0,01 persen. Di antaranya adalah cabai merah, emas perhiasan, tarif air minum PAM, jeruk dan sawi hijau," tuturnya.

Selanjutnya, dilihat berdasarkan sebarannya, inflasi bulanan terjadi di 69 kota yang 42 di antaranya mengalami inflasi lebih tinggi dari inflasi nasional. "Sedangkan 21 kota lainnya mengalami deflasi," ujarnya.

Ia juga menjelaskan sebaran inflasi tertinggi dan terdalam secara bulanan dari masing-masing pulau. Di Pulau Sumatra, inflasi tertinggi terjadi di Kota Palembang yaitu 0,53 persen dan deflasi terdalam di Tanjung Pandan yaitu 0,62 persen

Di Pulau Jawa semua kota mengalami inflasi, dengan yang tertinggi di Sumenep yaitu 0,63 persen dan inflasi terendah di Tasikmalaya yaitu 0,01 persen

Di Kepulauan Bali-Nusra inflasi tertinggi terjadi di Kupang yaitu 0,47 persen dan deflasi terdalam terjadi di Bima yaitu 0,11 persen.

"Di Kalimantan inflasi tertinggi terjadi di Palangkaraya yaitu 0,63 persen, dan deflasi terdalam terjadi di Tarakan yaitu 0,13 persen," katanya.

Kemudian, di Pulau Sulawesi inflasi tertinggi terjadi di Gorontalo yaitu 1 persen dan inflasi terdalam terjadi di Luwuk yaitu 0,58 persen. Inflasi tertinggi di Gorontalo disumbang komoditas cabai rawit 0,53 persen; beras 0,20 persen; rokok kretek filter 0,06 persen; tomat 0,05 persen; dan upah asisten rumah tangga 0,04 persen.

"Di Kepulauan Maluku-Papua, inflasi tertinggi terjadi di Sorong yaitu 0,74 persen, dan deflasi terdalam di Tual 1,08 persen," ujarnya.

21 kota mengalami deflasi pada Oktober 2023 dengan yang terdalam terjadi di Tual, yakni 1,08 persen.

Related Topics