NEWS

Sri Mulyani: APBN Masih Surplus Rp67,7 Triliun pada September 2023

Defisit APBN akhir 2024 diharpkan bisa di bawah 2,84% PDB.

Sri Mulyani: APBN Masih Surplus Rp67,7 Triliun pada September 2023Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, saat rapat dengan Komisi IX di DPR. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
25 October 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, melaporkan APBN 2023 masih mengalami surplus Rp67,7 triliun atau setara 0,70 persen terhadap PDB pada September.

Surplus tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp61,2 triliun atau 0,32 persen terhadap PDB.

Surplus tersebut berasal dari pendapatan negara yang telah mencapai Rp2.035,6 triliun atau 82,6 persen dari target 2.637,2 triliun. Sementara belanja negara baru mencapai Rp1.967,9 triliun atau 64,3 persen dari target Rp3.123,7 triliun.

"Surplus tahun lalu bulan September Rp61,2 triliun tahun ini Rp67,7 triliun Jadi hampir sama nilai nominalnya," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTA, Rabu (25/10).

Menurutnya, ekspansi belanja pemerintah pada Oktober-November 2023 akan membalik posisi surplus tersebut menjadi defisit. Pasalnya, ada sekitar Rp1.155 triliun yang akan dibelanjakan dalam kurun dua bulan.

"Akhir tahun ini perubahan dari surplus menuju defisit yang diperkirakan sebesar Rp2,3 triliun, itu berarti 2,3 persen dari PDB," ujarnya. 

Meski demikian, Sri Mulyani optimistis defisit APBN pada akhir tahun akan bisa dijaga atau bahkan lebih rendah dari target APBN yang sebesar 2,84 persen terhadap PDB.

Dus, pembiayaan APBN juga bisa diturunkan dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian global yang masih penuh dengan guncangan. 

"Itu kita lihat berarti akan terjadi perubahan dari surplus menjadi defisit dalam waktu 3 bulan ke depan. Tadi saya sampaikan kemungkinan defisit kita bisa lebih rendah dari 2,3 persen," katanya.

Realisasi pembiayaan sendiri baru mencapai Rp163,0 trilun atau 62,3 persen lebih rendah dari September 2022 yang sebesar Rp431,8 triliun. Realisasi tersebut setara 27,2 persen dari target APBN yang sebesar 598,2 triliun.

"Di lopsum (outlook) akhir tahun kita perkirakan Rp486,4 triliun, mungkin bisa ditekan lebih rendah. Namun kita tetap menjaga keseluruhan postur APBN," jelasnya.

"Ini berarti APBN kita relatif dalam situasi yang cukup sehat dan kuat pada saat guncangan-guncangan ini terjadi," ujarnya.

Sementara itu, keseimbangan primer APBN juga masih tercatat positif sebesar Rp389,7 triliun atau lebih tinggi 14,7 persen dibandingkan dengan September 2022 yang sebesar Rp339,7 triliun.

Keseimbangan primer adalah selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.

"Outlook dari APBN 2023 masih kita perkirakan sesuai dengan yang kita telah sampaikan di lopsum atau mungkin diperkirakan lebih baik meskipun kita tetap akan waspada dengan pergerakan dalam beberapa bulan ke depan," katanya.

Related Topics