Polemik Kelangkaan Gas Melon, Harga Bright Gas 3 Kg Dicari
Kebijakan pembatasan distribusi gas subsidi ke pengecer mengakibatkan kelangkaan gas melon di sejumlah daerah. Karena sudah tidak didistribusikan lewat pengecer, masyarakat menyerbu pangkalan gas LPG 3 kg.
Hal tersebut mengakibatkan antrean panjang dan pasokan gas tidak mampu memenuhi permintaan. Akibatnya kericuhan dan cekcok terjadi di beberapa daerah.
Di tengah polemik kelangkaan gas melon, masyarakat mulai melirik gas pink atau Bright Gas 3 kg yang dulu sempat diuji pasarkan pada 2018 di Jakarta dan Surabaya.
Kira-kira, berapa harga satu tabung gas Bright Gas 3 kg pada saat itu? Temukan jawabannya di bawah ini.
Kelangkaan gas LPG 3 kg
Fenomena kelangkaan gas melon mengakibatkan masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan akan energi.
Terlebih di kawasan Jakarta dan sekitarnya yang mengalami kesulitan menemukan gas LPG 3 kg terjadi belakangan ini.
Diketahui fenomena kelangkaan gas melon ini terjadi karena pengecer sudah tidak diperbolehkan menjual gas subsidi ini dan adanya pengurangan kuota di tahun 2025.
Hari Nugroho, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta menyatakan bahwa kelangkaan gas LPG 3 kg yang ada sejumlah lokasi karena pemerintah mengurangi kuota.
“Dikarenakan antara usulan kuota elpiji subsidi untuk Jakarta di 2025 lebih kecil dari realisasi penyaluran elpiji di 2024, ada pengurangan sekitar 1,6 persen,” ungkap Hari dikutip dari Antara, Selasa (4/2).
Adapun kuota gas LPG bersubsidi di tahun 2025 sebesar 407.555 metrik ton, menurun dari realisasi penyaluran di tahun 2024 sebesar 414.134.
Lebih lanjut kelangkaan juga diakibatkan pemberlakukan kebijakan pembatasan distribusi gas melon ke pengecer per Februari 2025.
Kebijakan tersebut mengharuskan masyarakat untuk membeli gas melon di pangkalan resmi Pertamina. Tingginya permintaan membuat stok gas cepat habis dan menyebabkan antrean panjang.