Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Inflasi Juli 2025 Melonjak, Harga Makanan Jadi Biang Kerok

ilustrasi inflasi (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)
ilustrasi inflasi (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)
Intinya sih...
  • Inflasi tahunan Indonesia naik menjadi 2,37 persen pada Juli 2025, dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 1,87 persen.
  • Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar.
  • Inflasi bulanan didominasi oleh harga bahan makanan, terutama beras.

Jakarta, FORTUNE - Tingkat inflasi tahunan (YoY) Indonesia melonjak menjadi 2,37 persen pada Juli 2025, naik signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 1,87 persen. Kenaikan ini dipicu oleh melejitnya Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,90 pada Juli 2024 menjadi 108,60 pada Juli 2025.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), lonjakan inflasi ini terutama bersumber dari kenaikan harga pada kelompok pengeluaran strategis, yakni makanan, minuman, dan tembakau.

“Inflasi tahunan ini utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang mengalami inflasi 3,75 persen dan memberikan andil inflasi terbesar yakni 1,08 persen (YoY),” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers, Jumat (1/8).

Selain pangan, kenaikan inflasi tahunan pada Juli 2025 juga dipengaruhi oleh lonjakan harga pada berbagai kelompok pengeluaran lainnya. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatatkan kenaikan tertinggi, yakni 9,00 persen.

Pada sektor pendidikan, inflasi mencapai 1,95 persen, yang mengindikasikan adanya kenaikan biaya seperti uang sekolah dan perlengkapan belajar. Sektor kesehatan juga mengalami inflasi yang hampir setara, yaitu 1,94 persen.

Sementara itu, kelompok pengeluaran lain yang turut menyumbang inflasi adalah:

  • Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: 1,65 persen

  • Pakaian dan alas kaki: 1,00 persen

  • Transportasi: 0,12 persen

Sebaliknya, hanya satu kelompok yang mengalami penurunan harga (deflasi), yakni informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, yang mengalami deflasi 0,31 persen secara tahunan.

Secara bulanan (month-to-month/MtM), inflasi pada Juli 2025 mencapai 0,30 persen, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,19 persen. Komoditas pangan kembali menjadi pendorong utama.

“Inflasi bulanan didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,74 persen dan memberikan andil 0,22 persen,” kata Pudji.

Berikut adalah komoditas utama yang menjadi penyumbang inflasi bulanan:

  • Beras: andil inflasi 0,06 persen

  • Tomat: andil inflasi 0,05 persen

  • Bawang Merah: andil inflasi 0,05 persen

  • Cabai Rawit: andil inflasi 0,04 persen

  • Bensin: andil inflasi 0,03 persen

  • Telur Ayam Ras: andil inflasi 0,02 persen

  • Biaya Sekolah Dasar: andil inflasi 0,02 persen

Di sisi lain, penurunan tarif angkutan udara berandil pada deflasi 0,03 persen secara bulanan.

Secara geografis, inflasi tahunan tertinggi terjadi di Provinsi Papua Selatan yang mencapai 5,45 persen dengan IHK mencapai 112,63. Sementara itu, inflasi terendah dialami Provinsi Papua Barat, yang hanya 0,43 persen dengan IHK 108,55.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us