Kadin Bahasa Investasi EBT dengan Asisten Menkeu AS

Jakarta, FORTUNE - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengadakan pertemuan dengan Asisten Menteri Keuangan Amerika Serikat Alexia Latortue untuk membahas peluang dan tantangan investasi hijau pada sektor energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
“Dengan mengembangkan potensi EBT ini, Indonesia dapat memiliki lebih dari 1,1 terawatt (TW) kapasitas energi terbarukan dan dapat menjadi pemimpin dalam transisi global menuju energi terbarukan,” ujar Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani di Jakarta, Kamis (11/7).
Shinta juga mengatakan bahwa Indonesia juga merupakan negara yang memiliki Nature Based Solutions (NBS) terbesar kedua di dunia setelah Brazil, yakni hingga 1,5 giga ton karbondioksida (GtCO2) per tahun. Selain itu, Indonesia memiliki total potensi sumber daya energi terbarukan sebesar 3.686 gigawatt (GW), yang terdiri dari tenaga surya (3.295 GW), tenaga air (95 GW), bioenergi (57 GW), tenaga angin (155 GW), energi panas bumi (24 GW), dan energi laut (60 GW).
“Namun, dari total kapasitas 3.686 GW tersebut, baru 12,54 megawatt (MW) yang telah dimanfaatkan,” kata Shinta.
Indonesia merupakan negara penerima investasi hijau terbesar di Asia Tenggara pada 2023, dengan total hampir US$1,6 miliar atau kisaran Rp26,14 triliun (kurs Rp16.337), tumbuh sekitar 28 persen dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, Indonesia menyumbang 25 persen dari total investasi di Asia Tenggara.
Pada tahun 2023, Amerika Serikat juga telah berinvestasi di Indonesia sebesar US$500 juta atau kisaran Rp8,17 triliun dalam pembuatan panel surya dan modul surya.