- Apa itu KTT SCO di Tiongkok?KTT SCO (Shanghai Cooperation Organization) adalah pertemuan negara anggota untuk membahas kerja sama politik, ekonomi, dan keamanan, yang kali ini diselenggarakan di Tiongkok.
- Apa fokus utama KTT SCO 2025 di Tiongkok?Fokusnya meliputi peningkatan kerja sama keamanan regional, perdagangan lintas negara, serta kolaborasi di bidang energi dan infrastruktur.
- Negara mana saja yang ikut serta dalam KTT SCO?Negara anggota SCO antara lain Tiongkok, Rusia, India, Pakistan, serta negara Asia Tengah seperti Kazakhstan, Uzbekistan, Kirgistan, dan Tajikistan.
Menlu Sugiono Gantikan Prabowo Hadiri KTT SCO di Tiongkok

- Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, mewakili Prabowo dalam KTT SCO di Tiongkok.
- Sugiono menyampaikan permintaan maaf Prabowo kepada Presiden Xi Jinping atas ketidakhadirannya.
- Indonesia hadir sebagai Guest of the Chair dalam KTT SCO dan menekankan semangat multilateral dan kolaborasi.
Jakarta, FORTUNE – Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, resmi mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organization (SCO) Plus yang berlangsung di Tianjin, Tiongkok, pada 31 Agustus-1 September 2025. Kehadirannya disambut langsung oleh Presiden Tiongkok, Xi Jinping, bersama Madam Peng Liyuan.
Ia juga menghadiri jamuan makan malam yang digelar Presiden Xi untuk para kepala negara, kepala pemerintahan, pemimpin organisasi internasional, serta menteri luar negeri yang datang ke Tianjin menjelang pembukaan KTT.
Dalam kesempatan itu, Sugiono tak hanya menghadiri sesi pleno bersama para pemimpin dunia, tetapi juga secara pribadi menyampaikan permintaan maaf Presiden kepada Presiden Xi Jinping, sekaligus apresiasi atas undangan yang diberikan.
Sampaikan permintaan maaf Presiden Prabowo
Dalam kesempatan tersebut, Sugiono menyampaikan permintaan maaf Presiden Prabowo Subianto kepada Presiden Xi Jinping karena tidak dapat menghadiri dua acara besar di Tiongkok. Pertama, KTT SCO pada 31 Agustus–1 September 2025 dan kedua, parade militer memperingati 80 tahun kemenangan Perang Rakyat Tiongkok melawan Agresi Jepang dan Perang Dunia Anti-Fasis pada 3 September 2025.
"Kami mengucapkan terima kasih dan permintaan maaf karena Presiden Prabowo tidak bisa hadir pada SCO Summit Plus sore hari ini. Permintaan maaf tersebut juga telah saya sampaikan langsung kepada Presiden Xi Jinping," ujar Sugiono di Tianjin Meijiang International Convention and Exhibition Center, Senin (1/9/2025).
Meski demikian, Presiden Xi Jinping memahami situasi dan menyampaikan harapan agar dapat segera bertemu langsung dengan Presiden Prabowo dalam waktu dekat.
Alasan Prabowo batal hadir
Prabowo batal menghadiri langsung pertemuan karena situasi dalam negeri yang dinilai tidak kondusif. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyampaikan bahwa Presiden ingin terus memantau dan mencari solusi langsung atas dinamika yang berkembang di Indonesia.
“Karena dinamika di dalam negeri, Bapak Presiden ingin memantau secara langsung, memimpin, serta mencari penyelesaian terbaik,” jelas Prasetyo.
Dengan kehadiran Sugiono sebagai wakil, Indonesia tetap berperan aktif dalam forum internasional tanpa mengabaikan prioritas dalam negeri.
Indonesia sebagai Guest of the Chair
Menurut Juru Bicara II Kementerian Luar Negeri, Vahd Nabyl Mulachela, Indonesia hadir dalam KTT SCO sebagai Guest of the Chair atau tamu undangan khusus dari Presiden Xi Jinping yang saat ini menjadi ketua bergilir SCO. Kehadiran Indonesia dinilai strategis. Sebagai tamu kehormatan, Indonesia mendapat kesempatan menyampaikan pandangan dalam sesi pleno KTT SCO Plus yang dipimpin langsung oleh Presiden Xi.
“Bapak Menlu berpartisipasi di pertemuan SCO Heads of State Council mewakili Presiden RI. Indonesia diundang sebagai Guest of the Chair,” jelas Nabyl, Senin (1/9).
Mengusung semangat multilateral dan kolaborasi
Dalam sesi pleno KTT SCO “Plus” yang dipimpin Presiden Xi Jinping, Sugiono menekankan pentingnya semangat multilateral dan kolaborasi. Ia menyinggung kesamaan visi antara SCO dengan Konferensi Asia Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung 1955, yang menjadi tonggak kerja sama Selatan-Selatan. Pada KAA Bandung, negara-negara berkembang berkomitmen menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan inklusif.
“Kita sama-sama ingin menciptakan dunia yang multilateral dan inklusif, di mana semua negara punya kesempatan yang sama. Prinsip common ground ini lebih memilih kolaborasi daripada kompetisi,” tegas Sugiono.
Pandangan ini diapresiasi sebagai upaya Indonesia mendorong tata kelola global yang lebih seimbang, di tengah dinamika geopolitik yang kian kompleks.
Isu strategis di SCO Tianjin
KTT SCO di Tianjin dihadiri oleh 10 negara anggota penuh, yaitu Tiongkok, Rusia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Uzbekistan, India, Pakistan, Iran, dan Belarus. Selain itu, hadir juga negara pengamat seperti Mongolia, serta negara mitra dialog seperti Turki, Kamboja, Mesir, hingga Myanmar.
Indonesia bersama Laos, Malaysia, dan Vietnam turut diundang meski tidak berstatus anggota tetap maupun mitra dialog, menandakan pentingnya posisi Indonesia dalam forum internasional ini. Dengan begitu, total terdapat 23 perwakilan negara yang menyampaikan pandangan dalam forum ini. Bahkan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres turut hadir untuk menyampaikan sikap global terhadap agenda multilateral.
SCO Tianjin juga menghasilkan Tianjin Declaration yang memuat prioritas strategis hingga 2035, seperti penguatan multilateralisme, ketahanan pangan, pembangunan hijau, ekonomi digital, hingga reformasi tata kelola global.