Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Neraca Dagang Perikanan 2024 Surplus 9,1%, Ekspor Melesat

Ilustrasi ikan di perairan (Unsplash/sebaspenalambarri)
Intinya sih...
  • Neraca perdagangan perikanan 2024 surplus 9,1% dibanding tahun sebelumnya.
  • Nilai ekspor meningkat menjadi 5,95 miliar dolar AS dengan peningkatan ekspor beberapa komoditas.
  • Negara tujuan ekspor terbesar adalah AS, Cina, dan ASEAN dengan pengiriman produk ke ASEAN naik 28,3% pada 2024.

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI mencatatkan surplus neraca perdagangan komoditas perikanan pada 2024 hingga naik 9,1% dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal ini didorong oleh peningkatan nilai ekspor selama 2024 yang mencapai 5,95 miliar dolar AS atau naik 5,7% dibanding tahun lalu. Lalu, penurunan nilai impor sebesar 19,8% dibanding tahun 2023.

“Tentu ini kabar gembira di bulan penuh berkah, setelah kita cek angka final 2024 surplus neraca perdagangan perikanan naik 9,1%,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS) KKP RI Tornanda Syaifullah dalam keterangannya, Jumat (21/3).

Udang jadi komoditas utama ekspor di Indonesia

Perusahaan tambak udang Maluku berhasil efisiensi Rp123 juta lebih per hari

Tornanda merinci komoditas utama ekspor Indonesia meliputi udang dengan nilai 1,68 miliar dolar AS atau 28,2% terhadap total ekspor perikanan Tanah Air. Kemudian, tuna-cakalang senilai 1,03 miliar dolar AS (17,4%), cumi-sotong-gurita 874,12 juta dolar AS (14,7%), dan rajungan-kepiting 513,35 juta dolar AS (8,6%).

Selanjutnya, rumput laut senilai 342,16 juta dolar AS (5,7%), layur-gulama 100,96 juta dolar AS (1,7%), tilapia 93,51 juta dolar AS (1,6%), lobster 91,79 juta dolar AS (1,5%), dan mutiara 91,35 juta dolar AS (1,5%).

Di antara komoditas ekspor tersebut, beberapa mengalami peningkatan nilai ekspor cukup siginifikan dibanding tahun 2023, seperti tuna-cakalang meningkat 11,6%, cumi-sotong-gurita naik 14,6%, rajungan-kepiting meningkat 14,7%, layur-gulama naik 91,1%, dan tilapia meningkat 14,4%.

“Peningkatan nilai ekspor tersebut menunjukkan bahwa produk perikanan kita begitu diminati di pasar ekspor,” terang Tornanda.

 

Tujuan ekspor terbesar: AS nomor satu, ASEAN meningkat pesat

Adapun negara tujuan ekspor perikanan Indonesia selama 2024, yaitu AS dengan nilai 1,90 miliar dolar AS atau setara dengan 32,0% dari total nilai ekspor perikanan Indonesia. Lalu, diikuti Cina 1,24 miliar dolar AS (20,9%), ASEAN 856,87 juta dolar AS (14,4%), Jepang 598,75 juta dolar AS (10,1%), dan Uni Eropa atau UE 414,36 juta dolar AS (7,0%).

Kemudian Tornanda mengatakan bahwa dari sekian negara tujuan ekspor, pengiriman produk perikanan dari Indonesia ke negara-negara Asia Tenggara meningkat 28,3% selama 2024. Begitu juga dengan pasar Cina dan UE mengalami peningkatan masing-masing sebesar 9,2% dan 23,6% dibanding 2023 lalu.

Lanjut Tornanda, kinerja tersebut salah satunya tak lepas dari berbagai promosi yang dilakukan oleh KKP RI seperti berpartisipasi pada Seafood Expo North America (SENA) yang digelar pada Maret 2024 di Boston, kemudian Seafood Expo Global (SEG) pada April 2024 di Barcelona, Nusatic pada Juni 2024 di Tangerang, Indo Fisheries 2024 Expo & Forum pada Juli 2024 di Jakarta, sampai Trade Expo Indonesia (TEI) pada Oktober 2024 di Tangerang. 

“Melihat bagaimana peningkatan ekspor tersebut, kami optimis produk perikanan Indonesia akan terus diminati oleh pasar internasional,” ujar Tornanda.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogama Wisnu Oktyandito
EditorYogama Wisnu Oktyandito
Follow Us