Pemerintah Buat EU Desk untuk Percepat Investasi Uni Eropa di RI

- Pemerintah Indonesia membentuk EU Desk untuk memperkuat arus investasi asing langsung (PMA) dari Eropa.
- EU Desk akan memberikan layanan terpadu bagi investor dari negara-negara anggota Uni Eropa yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
- Fokus kolaborasi diarahkan pada sektor-sektor masa depan, termasuk energi terbarukan, pengolahan air dan limbah, teknologi, dan pengembangan kawasan industri berkelanjutan.
Jakarta, FORTUNE - Pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis demi memperkuat arus investasi asing langsung (PMA) dari kawasan Eropa dengan membentuk EU Desk, sebuah fasilitas layanan terpadu yang beroperasi di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM.
Pembentukan EU Desk ini ditandai dengan penandatanganan Pernyataan Kerja Sama antara Kementerian Investasi dan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia pada Jumat (14/6). Fasilitas ini dirancang sebagai kanal komunikasi dan pelayanan cepat bagi investor dari negara-negara anggota Uni Eropa.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, menyampaikan bahwa EU Desk menjadi simbol keseriusan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang lebih efisien.
“Kami meyakini keberadaan EU Desk akan membuka lebih banyak jalur komunikasi dan potensi kerja sama strategis. Uni Eropa merupakan mitra penting bagi Indonesia, dan pembentukan EU Desk ini akan semakin memperkuat kolaborasi di masa mendatang,” kata Rosan dalam keterangan tertulis, Senin (16/6).
EU Desk akan menjalankan fungsi utama seperti penyediaan intelijen pasar, panduan perizinan, fasilitasi kemitraan bisnis, dan identifikasi proyek investasi potensial. Selain itu, fasilitas ini akan menjadi ruang koordinasi kebijakan, dengan fokus kolaborasi pada sektor energi terbarukan, teknologi, dan industri berkelanjutan.
Langkah ini juga dianggap sebagai bagian dari dukungan percepatan penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (EU-CEPA) yang ditargetkan rampung sebelum akhir 2025.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, menegaskan EU Desk merepresentasikan ambisi bersama menghadirkan investasi yang berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.
“Kami ingin mendukung upaya Indonesia dalam menarik lebih banyak FDI yang berdampak, menciptakan lapangan pekerjaan, serta mendorong kerja sama di sektor-sektor strategis yang sesuai dengan visi pembangunan nasional Indonesia,” kata Denis.
Ia menyebutkan Uni Eropa memiliki cadangan investasi global senilai US$11.000 miliar, tapi keterlibatan langsung di Indonesia masih relatif kecil. Oleh karena itu, Uni Eropa menargetkan peningkatan investasi di Asia Tenggara, dengan Indonesia sebagai prioritas utama.
Fakta ini tecermin pada data Kementerian Investasi/BKPM. Selama periode 2019 hingga triwulan I-2025, total realisasi investasi Uni Eropa di Indonesia baru mencapai US$13 miliar. Sektor andalannya adalah industri kimia dan farmasi (US$2,1 miliar), listrik, gas dan air (US$1,9 miliar), serta properti dan kawasan industri (US$1,1 miliar).