Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pesawat Terbesar di Dunia Tampil Perdana di Paris Air Show 2025

tangier-aims-to-revamp-morocco-s-formula-1-legacy.jpeg
Radia WindRunner di Paris Air Show 2025/Dok. Radia

Jakarta, FORTUNE - Radia Corporation resmi memperkenalkan pesawat WindRunner dalam debut publiknya di Paris Air Show pada 16 Juni mendatang. Penampilan perdana ini menandai kemunculan pesawat terbesar di dunia dalam hal panjang dan volume kargo.

WindRunner memiliki panjang 356 kaki (sekitar 108 meter), jauh melampaui Antonov An-225 Mriya yang legendaris dengan panjang 276 kaki (sekitar 84 meter). Pameran kedirgantaraan bergengsi yang digelar di Bandara Paris-Le Bourget (LBG) ini menjadi panggung utama bagi WindRunner, yang langsung mencuri perhatian para profesional industri. Demikian dilaporkan Aviation A2Z, Senin (9/6).

Pesawat yang diperuntukkan untuk logistik berat ini dirancang dengan ruang kargo sebesar 7.700 meter kubik, WindRunner mengungguli pesawat angkut lain seperti Airbus BelugaXL yang hanya mampu menampung 2.209 meter kubik. Dimensi masif ini membuka peluang baru bagi transportasi barang berukuran super besar, mulai dari bilah turbin angin hingga satelit dan kendaraan militer.

Terkait pesawat ini, Mark Lundstrom, Pendiri dan CEO Radia, mengatakan peswat ini memberi peran penting di industri,
"WindRunner bukan sekadar sebuah pesawat; ini adalah respons global terhadap salah satu masalah logistik paling mendesak di zaman kita," ujarnya dalam laman resmi Radia.

Radia Corporation—didirikan sembilan tahun lalu oleh mantan insinyur MIT dan Boeing—awalnya mengembangkan WindRunner khusus untuk mengangkut bilah turbin angin sepanjang 344 kaki (sekitar 105 meter). Namun, seiring waktu, potensi pesawat ini meluas ke berbagai sektor strategis.

WindRunner dilengkapi empat mesin dan mampu terbang di ketinggian hingga 41.000 kaki dengan jangkauan maksimum 1.240 mil (sekitar 2.000 km). Sayapnya membentang sepanjang 261 kaki (sekitar 79 meter) dan dapat melaju hingga kecepatan Mach 0,6 (sekitar 740 km/jam). Meski detail teknis lengkap belum dipublikasikan, para pengamat industri memperkirakan Radia akan mengungkap spesifikasi mesin dan kemampuan tambahan selama pameran.

Siap beroperasi di medan sulit

WindRunner dirancang untuk dapat lepas landas dari landasan tanah sepanjang 1.800 meter tanpa memerlukan infrastruktur bandara khusus. Kemampuan ini berasal dari misi awalnya yang menargetkan pengiriman turbin angin ke lokasi terpencil. Kini, sektor militer dan penanggulangan bencana pun mulai melirik kemampuan tersebut.

Komando Transportasi AS (USTRANSCOM) telah menandatangani perjanjian dengan Radia pada Mei lalu untuk mengevaluasi kemampuan WindRunner dalam mendukung logistik militer. Studi ini mencakup efektivitas operasional, prosedur penanganan kargo, serta kesesuaian pesawat dengan berbagai jenis medan dan misi.

Pengembangan pesawat kargo raksasa WindRunner melibatkan kolaborasi lintas negara dengan lima perusahaan internasional yang masing-masing memegang peran strategis dalam perakitan dan sistem pesawat. Aciturri Aeronáutica dari Spanyol bertanggung jawab atas pembuatan struktur ekor komposit, sementara Akaer Engenharia asal Brasil mengerjakan sistem kabin bertekanan serta proses integrasi keseluruhan.

Dari Amerika Serikat, Astronautics Corporation menyediakan teknologi sistem avionik canggih, dan Element Materials Technology yang berbasis di Inggris menangani integrasi sistem bahan bakar. Adapun sistem kendali high-lift yang memungkinkan pesawat beroperasi dalam kondisi lepas landas yang menantang dikembangkan oleh Ingenium Technologies dari California. Kolaborasi ini memperlihatkan skala dan kompleksitas proyek WindRunner sebagai inisiatif global dalam merevolusi sektor transportasi kargo udara.

"Element sangat antusias dapat berkontribusi dalam rekayasa sistem penting untuk sebuah platform yang dirancang guna menjawab tantangan nyata di bidang energi dan mobilitas," ujar Lee Brough, Wakil Presiden Aerospace & Defense EMEAA di Element Materials Technology, dalam keteranganya di laman resmi Radia.

Kehadiran WindRunner diprediksi menjadi titik balik bagi industri logistik berat. Produsen pesawat tengah mengkaji inovasi desainnya, sementara perusahaan logistik mempertimbangkan potensi operasionalnya.

Dengan meningkatnya permintaan untuk pengangkutan komponen besar di sektor energi terbarukan, dirgantara, dan pertahanan, WindRunner menjawab tantangan baru dengan kapasitas dan fleksibilitas yang belum pernah ada sebelumnya. Meski belum ditampilkan dalam versi operasional penuh, penampilan perdana WindRunner di Paris Air Show mempertegas ambisi Radia untuk merevolusi transportasi kargo udara.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us