Profil Yoki Firnandi, Dirut PIS Jadi Tersangka Korupsi

Publik dikejutkan dengan kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) 2018-2023 pada Senin (24/2).
Kasus tersebut menyeret beberapa tersangka yang diduga terlibat pada korupsi tersebut. Nama Yoki Firnandi menjadi sorotan publik karena dicurigai masuk ke dalam daftar tersangka sebagai Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS) yang ditangkap Kejaksaan Agung (Kejagung).
Seperti apa profil Yoki Firnandi? Simak profil, riwayat pendidikan, dan perjalanan kariernya di bawah ini.
Siapa Yoki Firnandi?
Lahir di tahun 1980, Yoki Firnandi dikenal sebagai Chief Executive Officer PT Pertamina International Shipping. Ia merupakan alumni dari sejumlah universitas ternama.
Dilansir laman resmi Pertamina International Shipping, Yoki memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung di tahun 2003.
Ia melanjutkan studi masternya dan berhasil meraih Magister Manajemen dari Prasetiya Mulya Business School pada 2008 dan gelar Master of Operation, Project and Supply Chain Management dari University of Manchester Inggris pada 2013.
Perjalanan kariernya di Pertamina

Dilansir profil LinkedIn miliknya, profil Yoki Firnadi sebagai karyawan di Pertamina mengesankan karena menjabat di sejumlah posisi strategis dan penting.
Ia pernah menduduki posisi sebagai Vice President Commercial & Operation PT Pertamina International Shipping pada Februari 2017 hingga November 2019.
Di PT Pertamina (Persero), Yoki dipercaya sebagai Vice President Supply & Export operation, Integrated Supply Chain dari November 2019 sampai Juni 2020.
Setelah itu, Yoki menjabat sebagai Director Feedstock & Product Optimization di PT Kilang Pertamina Internasional hingga September 2022.
Hingga saat ini, Yoki Firnandi dipercaya sebagai Chief Executive Officer (CEO) atas PT Pertamina International Shipping sejak September 2022. Ia juga masuk ke dalam jajaran Dewan Direksi sebagai Direktur Utama atas perusahaan tersebut.
Tersangka kasus korupsi tata kelola minyak Pertamina
Meskipun profil Yoki Firnandi gemilang, namanya ikut terseret dalam dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada KKKS tahun 2018-2023.
Dilansir Antara News, kasus korupsi tersebut diperkirakan menyebabkan kerugian keuangan negara sebesar Rp193,7 triliun.
“Beberapa perbuatan melawan hukum tersebut telah mengakibatkan adanya kerugian keuangan negara sekitar Rp193,7 triliun,” ungkap Abdul Qohar, Dirut Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, dikutip dari Antara News, Rabu (26/2).
Pada Senin (24/2), Kejagung telah menetapkan tujuh tersangka dalam kasus ini.
“Berdasarkan keterangan saksi, keterangan ahli, bukti dokumen yang telah disita secara sah, tim penyidik pada malam hari ini menetapkan tujuh orang sebagai tersangka,” kata Abdul Qohar di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta.
Berikut tujuh tersangka yang diumumkan oleh Kejagung pada Senin malam waktu setempat.
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, RS
Direktur Feedstock dan Product Optimization PT Kilang Pertamina International, SDS
Pihak dari PT International Shipping, YF
VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional, AP
Beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa, MKAR
Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim, DW
Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak, GRJ
Tujuh tersangka yang ditetapkan Kejagung tersebut diketahui akan ditahan selama 20 hari ke depan untuk proses pemeriksaan.
Demikian profil Yoki Firnandi sebagai CEO dan Dirut PT Pertamina International Shipping. Hingga saat ini, kasus dugaan korupsi yang menyeret namanya sebagai tersangka berada di tahap penyidikan.