Jelang Spin-off, Pembiayaan BTN Syariah Naik 18,2% Sasar KPR Syariah

- Pembiayaan BTN Syariah naik 18,2% menjadi Rp50,1 triliun di Agustus 2025
- Aset BTN Syariah tumbuh 16,9% mencapai Rp67,4 triliun, dengan peningkatan DPK sekitar 17,9%
- BTN optimistis proses spin-off BTN Syariah dapat berjalan sesuai target dan memberikan kontribusi besar terhadap industri perbankan syariah nasional
Jakarta, FORTUNE – Unit Usaha Syariah milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN Syariah) mampu menjaga kinerja keuangan yang positif jelang pemisahan unit usaha (spin-off). Seperti diketahui, BTN akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 November 2025 dengan agenda utama meminta persetujuan pemegang saham terkait spin off unit usaha syariah yang akan menjadi Bank Syariah Nasional (BSN).
Berdasarkan laporan keuangan bulanan di website resmi BTN menunjukkan pembiayaan yang disalurkan BTN Syariah tumbuh 18,2 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp50,1 triliun di Agustus 2025.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan tren pertumbuhan hingga double digit di BTN Syariah menjadi sinyal positif menjelang proses spin-off. Rekam pertumbuhan tersebut juga mencerminkan solidnya pondasi bisnis syariah di BTN.
“Dalam proses spin-off ini, kami memastikan kinerja BTN Syariah tetap berjalan optimal sekaligus sebagai wujud kesiapan BTN Syariah untuk berdiri sendiri bahkan melesat setelah spin-off nanti dan bergabung dengan Bank Syariah Nasional,” ujar Nixon melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (16/10).
Pembiayaan ini ditopang oleh penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) syariah. Tercatat, BTN Syariah telah menyalurkan KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 36.589 per 28 September 2025.
Naik 16,9%, aset BTN Syariah tembus Rp67,4 triliun

Mengimbangi penyaluran pembiayaan tersebut, BTN Syariah juga sukses mencatatkan peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sekitar 17,9 persen (YoY) menjadi Rp56,5 triliun pada Agustus 2025. Sejalan dengan peningkatan pembiayaan dan DPK tersebut, aset Unit Usaha Syariah (UUS) ini juga tumbuh sekitar 16,9 persen (YoY) menjadi Rp67,4 triliun pada Agustus 2025.
Nixon melanjutkan, capaian positif BTN Syariah tersebut merupakan hasil dari strategi pembiayaan yang selektif, perluasan basis nasabah, serta optimalisasi penghimpunan dana dari berbagai segmen, termasuk ritel dan institusi.
Dengan kinerja per Agustus 2025, BTN optimistis proses spin-off BTN Syariah dapat berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap industri perbankan syariah nasional. Hingga saat ini, BTN telah menjadi pemegang saham pengendali di Bank Syariah Nasional (BSN). Nantinya, BSN akan menjadi bank yang menerima spin-off BTN Syariah dari BTN.