Andalkan Kamera Mumpuni, Huawei Pura 80 Series Rilis di Indonesia

Jakarta, FORTUNE - Huawei resmi memperkenalkan lini smartphone premium terbarunya di Indonesia, Pura 80 series. Smartphone ini mengusung kemampuan visual dan fotografi kelas atas serta beragam peningkatan spesifikasi dibanding pendahulunya, Pura 70 Series.
Perangkat ini pertama kali diperkenalkan di Cina dengan empat model, yakni Pura 80, Pura 80 Pro, Pura 80 Pro+, dan Pura 80 Ultra sebagai varian teratas. Namun, Huawei baru memboyong dua model, yakni HUAWEI Pura 80 Ultra dan HUAWEI Pura 80 Pro, model lainnya diperkirakan juga akan diluncurkan tahun ini.
CEO Huawei Device Indonesia, Huiler Fan, mengatakan HUAWEI Pura Series lebih dari sekadar smartphone. “Ini adalah partner fashion dan gaya hidup yang memadukan desain elegan dengan kamera bertenaga. Setelah 12 tahun inovasi, seri P berevolusi menjadi Pura — sebuah brand yang berani membayangkan dan menetapkan tren baru. Di Huawei, kami terus maju, membuka babak baru di mana inovasi tidak pernah berhenti,” ujarnya dalam peluncuran Huawei Pura 80 Series, di Jakarta pada Rabu (17/9).
Seluruh seri membawa teknologi kamera mutakhir, baterai lebih besar, dan koneksi satelit yang lebih stabil Huiler Fan menambahkan, kehadiran seri ini menegaskan ambisi Huawei menghadirkan ponsel flagship dengan teknologi kamera terdepan dan desain premium untuk berbagai segmen pengguna.
Dari sisi desain, Huawei menghadirkan pilihan warna mewah. Pura 80 Ultra tersedia dalam Golden Black dan Prestige Gold, sedangkan Pura 80 Pro hadir dalam varian Glazed Red, Glazed Black, dan Glazed White.
Kedua model sama-sama diperkuat sistem Huawei XMAGE Imaging, yang menawarkan fitur Moving Picture untuk menangkap momen tiga detik sebelum dan sesudah bidikan, serta AI Multi Exposure untuk efek fotografi kreatif.
Untuk daya tahan, Pura 80 Pro dibekali 2nd-Gen Kunlun Glass dengan ketahanan jatuh 20 kali lipat. Sedangkan Pura 80 Ultra menggunakan 2nd-Gen Crystal Armor Kunlun Glass, yang meningkatkan ketahanan gores hingga 16 kali dan ketahanan jatuh hingga 25 kali lipat.
Membidik fotografer profesional
Pura 80 Ultra ditujukan bagi fotografer profesional, pencinta desain mewah, dan pengguna yang membutuhkan performa terbaik. Model ini dilengkapi Switchable Dual Telephoto Lens pertama di industri, memungkinkan zoom optik 3,7x hingga 9,4x dalam satu modul. Teknologi ini menghasilkan foto tajam di berbagai tingkat zoom, diperkuat sensor 1 inch Ultra Lighting HDR dengan dynamic range hingga 16EV untuk menangkap detail di kondisi cahaya kompleks.
Sementara itu, Pura 80 Pro menyasar pengguna premium yang menginginkan kualitas setara kelas Ultra dalam format lebih terjangkau. Ponsel ini membawa kamera 1 inch Ultra Lighting Camera untuk hasil low-light jernih, dipadukan dengan Ultra Chroma Technology yang memproses 1,5 juta channel warna demi reproduksi warna akurat dan natural.
Untuk mendukung performa tersebut, seri ini membawa kapasitas 5170mAh dengan dukungan 100W Wired & 80W Wireless SuperCharge. Huawei juga melengkapi seri ini dengan fitur berbasis AI, mulai dari AI Smart Controls Button, AI Removal, AI Messaging, hingga AI Noise Cancellation.
Selama periode peluncuran yang berlangsung pada 17 September hingga 17 Oktober 2025, konsumen sudah bisa membeli HUAWEI Pura 80 Ultra dengan harga Rp22.999.000 dan Rp14.999.000 untuk HUAWEI Pura 80 Pro.
Dengan harga yang dipatok di segmen premium, Huawei jelas menargetkan konsumen high-end dan bersaing langsung dengan Samsung Galaxy S25 Series serta Xiaomi 15 Ultra. Langkah ini juga dilihat sebagai bagian dari strategi kebangkitan Huawei di pasar smartphone kelas atas, baik domestik maupun global, meskipun perusahaan masih menghadapi tekanan geopolitik seperti larangan akses ke layanan Google.
Peluncuran Pura 80 Series menjadi strategi untuk memperkuat ekosistem internal mereka, misalnya melalui penggunaan HarmonyOS di pasar Cina dan EMUI/HMS di pasar internasional. Di samping itu, menandai ekspansi terbaru Huawei ke pasar luar negeri utama seperti Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Eropa, karena raksasa teknologi Cina itu berupaya menghidupkan kembali bisnis telepon pintar internasionalnya di tengah sanksi AS.
