Braze Catat Revenue Tahunan US$700 Juta, Serius Garap Pasar Indonesia
- Braze mencatat pendapatan tahunan US$700 juta berkat kolaborasi dengan 2.400 pelanggan di seluruh dunia.
- Perusahaan ini fokus menggarap pasar Indonesia sebagai hub regional dengan pembangunan pusat data lokal pada Juni 2025.
- Braze juga menghadirkan fitur inovatif WhatsApp Flows (Early Access) untuk interaksi praktis dan personal langsung di WhatsApp.
Jakarta, FORTUNE – Braze Inc., perusahaan perangkat lunak berbasis Artificial Intelligence (AI) asal Amerika Serikat (AS) mampu membukukan pendapatan tahunan hingga US$700 juta. Capaian ini didukung oleh kolaborasi dengan lebih dari 2.400 pelanggan di berbagai benua.
Perusahaan ini menyediakan solusi customer engagement yang memungkinkan para divisi pemasaran di setiap perusahaan untuk mengumpulkan dan memanfaatkan data dari berbagai sumber agar dapat menganalisa kebutuhan pasar dan konsumen secara real-time.
“Personalisasi pemanfaatan AI dapat membantu perusahaan menentukan siapakah pelanggan yang memiliki sensitivitas terhadap harga dan promosi lebih akurat dan tepat sasaran,” kata Co-Founder & CEO Bill Magnuson saat diskusi bersama media di Jakarta, Kamis (6/11).
Sebagai platform customer engagement global, Braze menggunakan strategi berbasis data dan otomatisasi yang membantu berbagai perusahaan mengatasi tantangan churn atau berkurangnya pelanggan akibat berhenti menikmati layanan berlangganan.
Beberapa contoh sukses penggunaan inovasi Braze antara lain dirasakan oleh Dyn Media yang berhasil mencapai tingkat re-engagement sebesar 10 persen dan memperpanjang 75 persen pelanggan. Selain itu, perusahaan layanan keuangan Yonder juga mampu mencatat unique open rate hingga 95 persen dan menekan churn hingga 60 persen lebih rendah dari perkiraan. Secara global, Braze juga telah mengelola lebih dari 7 miliar pengguna aktif bulanan (akumulasi basis pengguna para klien).
Miliki pasar besar, Braze jadikan Indonesia sebagai hub regional
Di Indonesia, Braze hadir sejak 2023 dengan portofolio mitra yang terdiri dari berbagai sektor dan skala industri. Sebut saja Tiket.com, Pizza Hut hingga BCA Digital telah menggunakan inovasi dari Braze. Secara operasional, kehadiran Braze di Indonesia juga terdiri dari tim go-to-market yang juga menopang klien di seluruh Asia Pasifik atau APAC, menjadikan Indonesia sebagai hub regional.
Bill Magnuson menganggap Indonesia sebagai pasar digital yang potensial dan cukup besar. Apalagi, Pemerintah Indonesia memproyeksikan ekonomi digital Indonesia akan meningkat empat kali lipat pada tahun 2030 dengan potensi mencapai US$210 miliar US$360 miliar. Untuk itu, Braze fokus menggarap pasar Indonesia. Keseriusan itu ditunjukkan dengan pembangunan pusat data (data center) lokal pada Juni 2025 untuk semakin mendekatkan solusi yang ditawarkan kepada mitra di Indonesia.
“Indonesia adalah pasar digital-first dengan ukuran, skala, dan konektivitas yang luar biasa. Demografi muda dan adopsi layanan digital menjadikannya tempat ideal untuk customer engagement modern,” ujar Bill.
Dengan hadirnya pusat data yang dipadukan dengan solusi teknologi berbasis AI, membuat aktivitas digital mitra Braze di Indonesia menjadi lebih akurat dan personal untuk semua kategori pelanggan.
Baru-baru ini, Braze juga menghadirkan fitur inovatif WhatsApp Flows (Early Access) yang memungkinkan brand menciptakan interaksi lebih praktis dan personal langsung di WhatsApp, mulai dari pendaftaran, survei, hingga rekomendasi produk, semua dalam satu percakapan. Ia berharap, hadirnya Braze di Indonesia dapat membantu bisnis pelaku usaha kecil hingga berbagai startup untuk mendukung perekonomian nasional.
