TECH

Jepang Bikin Robot Mirip Gundam Seharga Rp46,5 Miliar

Robot ARCHAX bertinggi 4,5 meter dan bisa dikendarai.

Jepang Bikin Robot Mirip Gundam Seharga Rp46,5 MiliarRobot ARCHAX/Dok. Tsubame Industries
02 October 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Perusahaan rintisan yang berbasis di Tokyo, Tsubame Industries, mengembangkan robot mirip gundam setinggi 4,5 meter. Robot yang bisa dikemudikan ini dijuluki ARCHAX dan dibanderol US$2,75 juta atau setara Rp46,5 miliar. Nama ARCHAX diambil dari nama dinosaurus burung archaeopteryx.

“Jepang sangat ahli dalam bidang animasi, permainan, robot, dan mobil. Jadi, saya pikir akan sangat bagus jika saya bisa menciptakan produk yang menggabungkan semua elemen ini menjadi satu,” kata Kepala eksekutif Tsubame Industries, Ryo Yoshida, dikutip Reuters, Senin (2/10).

"Saya ingin menciptakan sesuatu yang menunjukkan, 'Ini Jepang',” kata pria 25 tahun ini menambahkan.

Bisa dikendarai 

Dok. Tsubame Industries

ARCHAX akan diperkenalkan pada Japan Mobility Show pada akhir Oktober 2023.  Menariknya, robot ini memiliki monitor kokpit yang menerima gambar dari kamera yang dihubungkan ke bagian luar, sehingga pilot dapat menggerakkan lengan dan tangannya dengan joystick dari dalam tubuhnya. 

Robot seberat 3,5 ton ini ditenagai baterai 300V sebagai sumber penggerak. Selain itu, robot dimaksud dapat beralih dari mode berdiri ke mode dikendarai, serta mampu mencapai kecepatan maksimal 10km/jam. 

Yoshida berencana membuat dan menjual lima robot untuk para kolektor. Namun, ia berharap robot tersebut suatu hari nanti dapat digunakan untuk bantuan bencana atau dalam industri luar angkasa.

Yoshida tertarik pada bidang manufaktur sejak usia dini. Ia belajar cara mengelas di pabrik besi milik kakeknya dan kemudian mendirikan perusahaan yang memproduksi tangan palsu mioelektrik. 

Pembuatan robot ini menjadi upaya menjaga daya saing Jepang dalam bidang manufaktur tetap hidup. “Saya berharap bisa belajar dari generasi sebelumnya dan meneruskan tradisi tersebut,” ujarnya.

Related Topics