Indonet Beberkan Potensi Pasar Data Center di Indonesia untuk 2026
- Potensi pasar data center masih besar karena jumlahnya yang masih rendah ketimbang jumlah penduduk.
- Kebutuhan besar datang dari pemain internasional.
- Indonet berencana memasuki segmen UMKM.
Jakarta, FORTUNE - PT Indointernet Tbk (EDGE) memproyeksi masih besarnya potensi pasar dari sektor pangkalan data di Indonesia pada 2026. Perkiraaan ini datang dari beberapa analisis yang menyebutkan bahwa jumlah data center di Tanah Air masih terhitung rendah dibandingkan dengan keseluruhan jumlah penduduk.
"Saat ini kita dibilang setengahnya aja masih belum ada. Jadi, pasar data center ini lebih besar pada 2026," ujar Direktur Operasional Indonet, Agus Ariyanto, dalam acara media gathering Indonet di Jakarta, Rabu (3/12).
Agus pun membagikan informasi mengenai besarnya potensi tersebut menyusul penggunaan internet di Indonesia yang kian masif, terutama pada sektor aplikasi kecerdasan buatan (AI).
“Itu yang membutuhkan kapasitas data center yang besar untuk dibangun,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemain data center selalu bertambah tiap tahun, baik dari pasar lokal maupun internasional.
“Meskipun bisa dibilang [data center untuk] AI itu enggak melayani Indonesia saja, tapi bisa melayani kawasan lain terutama di Asia Pasifik,” katanya.
Indonet telah memiliki data center EDGE1 dengan kapasitas 6 MW dan EDGE2 dengan kapasitas 23 MW.
Secara terperinci, kapasitas EDGE1 telah sepenuhnya terisi, sementara kapasitas EDGE2 telah terisi sekitar 60-70 persen.
Saat ini, Indonet masih memfokuskan target pasarnya pada sektor enterprise dan hyperscale. Namun, pada 2026, Indonet juga akan memasuki segmen baru, yakni UMKM.
“Kami berharap 70 persen [kami dapat] dari segmen enterprise dan hyperscale, dan 50 persen kami bisa dapat dari UMKM,” katanya.
Menanggapi tingkat permintaan yang masih tinggi, perusahaan masih berencana membangun pangkalan data EDGE baru pada masa mendatang.
“Kami akan melakukan pembangunan untuk ini, tapi masih belum final,” ujar Agus.
