Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Kejahatan Siber 2026 Kian Canggih, Automasi AI Ancam Ketahanan Bisnis

WhatsApp Image 2025-12-11 at 20.21.36.jpeg
Ilustrasi kejahatan siber yang kian canggih bahkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi. (dok. Tren Micro)
Intinya sih...
  • Kejahatan siber 2026 semakin canggih dengan operasi penyerangan terotomatisasi menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi.
  • Serangan tanpa campur tangan manusia, mampu menyesuaikan diri cepat, menggunakan malware yang terus mengubah kodenya, serta social engineering berbasis deepfake.
  • Perusahaan perlu beralih dari bertahan saat diserang menjadi membangun ketahanan proaktif dengan mengintegrasikan keamanan dalam setiap lapisan penerapan AI, pengelolaan cloud, dan rantai pasokan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE— Trend Micro Incorporated, perusahaan keamanan siber global, memperingatkan bahwa 2026 bisa menjadi titik balik kejahatan siber, dengan operasi penyerangan yang sepenuhnya terotomatisasi.

Laporan tahunan Security Predictions Report 2026 menunjukkan bagaimana kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi telah membantu para pelaku ancaman untuk menjalankan seluruh aksi mereka secara otonom, mulai dari pengintaian hingga pemerasan, dengan kecepatan, skala dan kompleksitas yang belum pernah dialami tim keamanan perusahaan sebelumnya.

Ryan Flores, Lead Forward-Looking Threat Research Trend Micro, mengatakan pelaku ancaman kini dapat menjalankan seluruh siklus serangan—mulai dari pengintaian, eksploitasi, hingga pemerasan—secara otonom tanpa campur tangan manusia.

“Kita memasuki era di mana agen AI akan menemukan mengeksploitasi, dan memonetisasi celah keamanan secara mandiri. Tantangan terbesar bagi bisnis adalah mengimbangi kecepatan ancaman berbasis mesin,” ujar Flores dalam keterangan tertulis, Jumat (12/12).

Laporan tersebut menjelaskan bahwa AI generatif dan sistem agen otomatis sedang mengubah cara kerja kejahatan siber. Serangan tersebut bisa berjalan tanpa campur tangan manusia, mampu menyesuaikan diri secara cepat, menggunakan malware yang terus mengubah kodenya, serta social engineering berbasis deepfake. Teknologi otomatis ini juga dapat menyusup ke perusahaan melalui kode sintetis, model AI yang dirusak, atau modul cacat yang disisipkan dalam proses kerja yang tampak sah, sehingga mengaburkan batas batas antara inovasi dan eksploitasi.

Pada 2026, hybrid cloud, rantai pasokan software, dan infrastruktur AI diperkirakan menjadi target utama. Penyerang akan memanfaatkan paket open source yang disusupi, container berbahaya, serta identitas cloud dengan akses berlebihan. Kelompok yang didukung negara juga akan memakai strategi “harvest-now, decrypt-later” atau pencurian data terenkripsi dengan keyakinan bahwa komputer kuantum di masa depan bisa membukanya.

Ransomware berkembang menjadi ekosistem yang dikendalikan AI. Sistem ini mampu mengidentifikasi korban, mengeksploitasi kelemahan, dan bahkan bernegosiasi dengan target melalui “extortion bots” atau “bot pemerasan” otomatis. Trend Micro memperingatkan, beragam upaya ini akan menjadi lebih cepat, lebih sulit dilacak, dan lebih persisten, yang didorong oleh data bukan hanya enkripsi.

Trend Micro menyarankan organisasi di seluruh dunia untuk beralih dari sekadar bertahan saat diserang menjadi membangun ketahanan proaktif. Caranya adalah mengintegrasikan keamanan dalam setiap lapisan penerapan AI, pengelolaan cloud, dan rantai pasokan. Perusahaan yang menerapkan AI secara etis, memiliki pertahanan adaptif, dan tetap melibatkan pengawasan manusia akan lebih siap menghadapi masa depan.

Dengan berbagai risiko dan ancaman tersebut, pada 2026 Trend Micro menegaskan, perusahaan yang paling siap adalah yang mampu menyeimbangkan kecepatan inovasi digital dengan tata kelola yang kuat, sehingga dapat mempertahankan kepercayaan pengguna di era yang semakin otonom.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us

Latest in Tech

See More

Kejahatan Siber 2026 Kian Canggih, Automasi AI Ancam Ketahanan Bisnis

13 Des 2025, 06:00 WIBTech