Elon Musk Rilis Fitur Premium di Twitter dalam Tiga Warna
Selain centang biru, ada pula abu-abu dan emas
28 November 2022
Jakarta, FORTUNE – Pemilik baru Twitter, Elon Musk, baru-baru ini menyampaikan rencananya untuk meluncurkan kembali skema verifikasi akun pengguna platform. CEO Tesla sekaligus orang terkaya dunia versi Forbes itu dalam cuitannya via akun Twitter mengatakan perusahaan akan kembali meluncurkan skema verifikasi akun pengguna pada Jumat (2/12).
Namun, sistem verifikasi kali ini akan berbeda ketimbang sebelumnya. Nantinya, pengguna yang telah terverifikasi akan dibagi dalam tiga warna.
“Tanda emas untuk perusahaan, abu-abu untuk pemerintah, dan biru untuk individu,” kata Musk, dilansir mashable, Senin (28/11).
Sebelumnya, Twitter sempat berencana untuk merilis layanan premium dengan tanda centang biru bagi pengguna. Namun, untuk memperoleh fitur tersebut, pengguna platform mesti membayar US$8 atau sekitar Rp125.000.
Meski demikian, Elon menangguhkan peluncuran fitur tersebut karena memicu kehadiran sejumlah akun palsu yang meniru pengguna terverifikasi, mulai dari individu hingga perusahaan.
Rencana Elon Musk
Di bawah skema baru, Musk mengatakan pengguna tidak hanya membayar biaya berlangganan untuk terverifikasi. Platform bakal melakukan autentikasi pada pengguna tersebut sebelum tanda verifikasinya diaktifkan.
“Itu menyakitkan, tapi perlu,” ujarnya.
Menurut The Guardian, lebih dari 400.000 akun Twitter saat ini memiliki tanda centang baru. Logo verifikasi tersebut biasanya diberikan kepada pengguna terkemuka seperti figur publik, politisi, jurnalis, pemerintah, dan perusahaan.
Dalam cuitan terpisah, Elon mengatakan semua individu yang telah terverfikasi akan memiliki tanda centang biru yang sama. Namun, ada beberapa akun yang bakal mendapatkan logo kecil jika menjadi bagian dari suatu organisasi, dan organisasi tersebut memverifikasi mereka.
Niat Elon meluncurkan verifikasi merupakan bagian dari ikhtiar untuk mengurangi akun bot pada platform. Pada saat yang sama, Musk mau Twitter menghasilkan pendapatan melalui layanan premium berlangganan.
Dalam laporan kuartal terakhirnya, Twitter memiliki hampir 238 juta pengguna harian, lansir The Verge Namun, jumlah pengguna harian tersebut naik menjadi 250 juta setelah Elon mengambil alih Twitter.
Elon mengaku pendapatan Twitter dari iklan turun "besar-besaran" di tengah kekhawatiran tentang rencananya untuk memoderasi konten pada platform, termasuk nasib akun yang diblokir.
Di sisi lain, Omnicom, grup iklan besar, menyebut masalah peniruan sebagai salah satu alasan kliennya harus menghentikan iklan di Twitter.
Tetapi, Elon menginformasikan karyawan Twitter bahwa sekitar setengah dari pendapatan platform harus berasal dari langganan agar perusahaan dapat "bertahan dari penurunan ekonomi yang akan datang". Menurut hasil tahunan terakhir Twitter, iklan menyumbang 90 persen dari pendapatannya yang mencapai $5,1 miliar.