TECH

Perkuat Strategi Bisnis, Startup Grab Sebut Takkan PHK Massal Karyawan

Grab membatasi perekrutan pada posisi tertentu.

Perkuat Strategi Bisnis, Startup Grab Sebut Takkan PHK Massal KaryawanShutterstock/Lens Hitam
26 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Grab menyatakan takkan mengambil langkah efisiensi dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal kepada karyawannya. Perusahaan teknologi ini telah menyiapkan sejumlah strategi bisnis di tengah kondisi pasar yang turun tajam, termasuk kekhawatiran terhadap resesi.

Menurut Chief Operating Officer (COO) Grab, Alex Hungate, alih-alih PHK perusahaan lebih memilih strategi untuk merekrut karyawan secara selektif, serta membatasi ekspansi layanan bisnis keuangan.

"Sekitar pertengahan tahun, kami melakukan semacam reorganisasi khusus, tetapi saya tahu perusahaan lain telah melakukan PHK massal, jadi kami tidak melihat diri kami dalam kategori itu," kata Hungate dalam wawancara bersama Reuters.

Perusahaan memang sedang melakukan perekrutan, namun terbatas pada posisi data science, mapping technology, dan bidang khusus lainnya. "Anda ingin memastikan bahwa kami menghemat modal. Tantangan untuk merekrut pasti telah meningkat,” ujarnya.

Menurut data, perusahaan yang telah berusia satu dekade ini memiliki sekitar 8.800 staf pada akhir tahun lalu.

Grab telah teroperasi di 480 kota di delapan negara, memiliki lebih dari lima juta pengemudi terdaftar, serta lebih dari dua juta pedagang di platformnya.

Strategi Grab

Motor listrik Grab buatan VIAR. (Grab Indonesia)

Ketika pembatasan kegiatan mulai dibuka, demand terhadap layanan pengiriman makanan justru melambat, dan bisnis ride hailing belum sepenuhnya pulih. Di sisi lain, valuasi saham perusahaan teknologi telah melorot, serta inflasi dan suku bunga telah muncul sebagai risiko.

Meski demikian, kinerja keuangan Grab membaik dengan rugi kuartal kedua tahun ini turun menjadi US$752 juta dari US$801 juta periode sama tahun sebelumnya. Terlepas dari itu, Grab telah memangkas prospek volume barang dagangan kotor (gorss merchandise value/GMV) untuk keseluruhan tahun.  

Perusahaan teknologi itu belum lama ini telah menutup yang disebut dengan dark store, pusat distribusi untuk bahan makanan sesuai permintaan, serta memperlambat peluncuran fasilitas "cloud kitchen" untuk pengiriman. Di sisi lain, menurut laporan Reuters, grab mereorganisasi unit teknologi finansialnya untuk fokus pada area yang lebih menguntungkan.

Hungate mengatakan Grab sekarang lebih berfokus pada penjualan produk pinjaman dan asuransi di platformnya kepada mitra pedagang dan pengemudi. "Saat kami melakukan perubahan ini, bauran bisnis akan bergerak ke arah margin yang lebih tinggi," kata Hungate.

Menurutnya, ini adalah "waktu yang tepat" bagi perusahaan untuk melihat kembali bagaimana mereka menghabiskan uang.

"Mungkin kami beruntung dalam arti bahwa disiplin menjadi perusahaan publik datang pada waktu yang tepat," katanya

PHK perusahaan teknologi

Shopee. Shutterstock/Sergei Elagin
Shopee. Shutterstock/Sergei Elagin

Related Topics