TECH

Tesla Raup Laba Rp79T pada 2021 Meski Kena Masalah Produksi

Tesla takkan produksi mobil baru termasuk Cybertruck

Tesla Raup Laba Rp79T pada 2021 Meski Kena Masalah ProduksiToronto, Ontario / Kanada 20 September 2019: Foto model Tesla merah 3 di depan kota yang jauh. (Shutterstock/canadianPhotographer56)
28 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Tesla berhasil membukukan kinerja positif tahun lalu dengan kembali mencatatkan laba yang meningkat signifikan. Namun, kinerja produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) ini masih bakal terusik masalah produksi.  

Berdasarkan laporan publikasi kinerjanya, Tesla mengumumkan laba 2021 mencapai US$5,52 miliar atau sekitar Rp78,65 triliun (asumsi kurs Rp14.250), naik 665,5 persen dari hanya US$720 juta pada tahun sebelumnya. Pendapatannya tahun lalu naik 70,1 persen menjadi US$53,82 miliar atau setara Rp766,98 triliun.

“2021 adalah tahun terobosan untuk Tesla, dan untuk kendaraan listrik secara umum,” kata CEO Tesla Elon Musk dalam konferensi kinerja, seperti dikutip dari The Verge, Jumat (28/1). “Kami berhasil meningkatkan volume kami hampir 90 persen tahun lalu.”

Pada kurun 2017–2019 Tesla merugi. Sebagai gambaran, rugi perusahaan yang berdiri pada 2003 ini mencapai US$862 juta atau setara Rp12,28 triliun pada 2019.

Tahun lalu, perusahaan itu menghasilkan 930.422 unit kendaraan, atau naik 82,5 persen dari 509.737 unit tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 906.032 unit merupakan model 3/Y, dan 24.390 model S/X.

Tidak akan produksi model baru tahun ini

Elon Musk mengatakan Tesla akan menunda rencana untuk merilis kendaraan baru menyusul masalah rantai pasokan. "Kami tidak akan memperkenalkan model kendaraan baru tahun ini. Itu tidak masuk akal. Kami masih akan membatasi suku cadang," ujarnya seperti dikutip CNN.

Menurut Musk, membawa produk baru ke pasar akan membutuhkan banyak perhatian dan sumber daya. Tesla masih menghadapi kekurangan chip meski sudah lebih baik. Meski demikian, Tesla mengatakan bakal meningkatkan produksi di sejumlah pabriknya, termasuk di AS dan Tiongkok. Perusahaan juga telah banyak berbicara tentang sejumlah kendaraan dalam pipeline produknya, termasuk pickup Cybertruck, semitruck, model Roadster, atau mobil seharga U$25.000 (sekitar Rp356,24 juta) yang akan lebih murah daripada model saat ini.

Tesla juga mampu memanfaatkan kenaikan permintaan kendaraan listrik di kalangan pembeli mobil. Menurut perusahaan riset mobil LMC, penjualan mobil listrik pada tahun lalu diperkirakan meningkat 4,5 juta unit dari 2,1 juta tahun sebelumnya.

"Dengan kekurangan chip yang masih menjadi masalah besar pada ruang mobil dan masalah logistik secara global, pendapatan yang mengesankan ini menunjukkan tingkat permintaan mobil listrik yang terlihat cukup kuat untuk Tesla menuju 2022," kata Dan Ives, analis teknologi untuk Wedbush Securities.

Related Topics